Rabu, 06 November 2019

LAPORAN OBSERVASI DAN MAGANG 1 DI SMA SWASTA 2 BATIK SURAKARTA



LAPORAN MAGANG 1
DI SMA SWASTA 2 BATIK SURAKARTA
logo uns.png

Disusun oleh ;
Nur Faidah
K7617059


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan laporan magang 1 dengan judul “ LAPORAN MAGANG 1 DI SMA SWASTA 2 BATIK SURAKARTA”  tanpa halangan suatu apapun. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan dan Magang 1.
Penulisan Laporan Magang 1 dapat terlaksana dengan adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak , untuk itu, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.    Prof. Dr.Baedhowi M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Profesi Kependidikan dan Magang 1.
2.    Orang tua saya yang telah memotivasi dan mendukungan dalam penulisan Laporan Magang 1 ini.
3.     Bapak Alex Marzuki, S.Pd selaku Guru Model Ilmu Pengetahuan Sosial Pengampu Mata Pelajaran Ekonomi SMA S Batik 2 Surakarta yang telah bersedia membantu  dalam menyelesaikan Laporan Magang 1 ini.
4.     Semua tenaga kependidikan SMAS Batik 2 Surakarta yang terlibat dalam proses pelaksanaan Magang 1.
5.    Serta teman-teman yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penulisan Laporan Magang 1 ini.

Saya menyadari dalam pembuatan Laporan Magang 1 ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaannya.

Surakarta, 27 April 2018
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR…………………………………………………… ………. 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….4
A.    Latar Belakang……………………………………………………………..4
B.     Tujuan dan Manfaat………………………………………………………..5
C.     Tempat dan Waktu…………………………………………………………5
BAB II PELAKSANAAN…………………………………....................................
A.    Hasil Setiap Aspek………………………………………………………..7
1.      Aspek Kompetensi Kepribadian…………………………………..7
2.      Aspek Kopetensi Sosial……………………………………………11
3.      Aspek Pedagogik………………………………………………… 13
4.      Kultur Sekolah……………………………………………………15
B.     Faktor Pendukung dan Penghambat………………………………………19
C.     Hasil yang Diperoleh………………………………………………………20
BAB III PENUTUP……………………………………………………………….21
A.    Simpulan…………………………………………………………………..21
B.     Saran………………………………………………………………………21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………22
LAMPIRAN………………………………………………………………………23

BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Keprofesionalan guru dalam menjalankan pekerjaan dibutuhkan pelatihan sehingga mampu menguasai berbagai aspek kependidikan dan ahli dalam memberikan materi kepada peserta didik. Seorang guru juga harus memiliki sikap yang mampu dicontoh/ diteladani oleh setiap peserta didiknya. Seorang calon guru pun diharapkan mampu menjadi pendidik yang berkompeten supaya generasi yang akan datang juga semakin baik. Untuk mencapai kompetensi seorang guru diperlukan pelatihan dalam hal memulai belajar menjadi seorang guru yang baik dengan cara mengamati/ observasi terlebih dahulu. Hal ini dikatakan sebagai kegiatan dalam prosese pendidikan yang biasanya sering disebut Magang..
Berdasarkan (SOP) Magang Kependidikan Terpadu, magang kependidikan 1 merupakan kegiatan akademik semester 2 mahasiswa S1 Fakultas Keguruan Standard Operating Procedure dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) yang pelaksanaannya terintegrasi dengan mata kuliah Profesi Kependidikan berupa kegiatan observasi/wawancara ke sekolah dan guru model untuk memahami kultur sekolah dan empat kompetensi guru, yang meliputi: kompetensi kepribadian, sosial dan pedagogik dalam rangka menumbuhkan minat menjadi guru dan sekaligus pembentukan pengetahuan, keterampilanan sikap sebagai calon guru.
Magang kependidikan merupakan kegiatan akademik yang tercantum dalam kurikulum semua program studi jenjang S1 yang ada di lingkungan FKIP UNS berupa kegiatan belajar sambil melakukan (learning by doing) dalam rangka pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Magang Kependidikan merupakan kegiatan yang memberikan pengalaman awal (earlier exposure) untuk membangun jati diri calon pendidik, memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi, memantapkan kemampuan awal mahasiswa calon guru, mengembangkan perangkat pembelajaran dan kecakapan pedagogis dalam membangun bidang keahlian calon pendidik. Magang kependidikan merupakan kegiatan akademis dan praktis yang lebih memfokuskan pada bidang manajerial dan pembelajaran di sekolah. Magang Kependidikan juga bermanfaat untuk mahasiswa karena dengan ini mahasiswa dapat mengamati bagaimana proses pembelajaran yang baik dan juga bisa menilai kinerja dan profesionalisme guru.

B.  Tujuan dan Manfaat
1.         Tujuan
a.      Menjelaskan Aspek Kompetensi Pedagogik yang dimiliki guru ekonomi SMAS Batik 2 Surakarta
b.      Menjelaskan Aspek Kompetensi Kepribadian yang dimiliki guru ekonomi SMAS Batik 2 Surakarta.
c.       Menjelaskan Aspek Kompetensi Sosial yang dimiliki guru ekonomi di SMAS Batik 2 Surakarta.
d.      Mendeskripsikan Kultur Sekolah di SMAS Batik 2 Surakarta
e.      Mendeskripsikan Faktor Pendukung dan Penghambat di SMAS Batik 2 Surakarta.
f.       Mendeskripsikan Hasil yang diperoleh dari observasi di SMAS Batik 2 Surakarta.
g.      Mendeskripsikan secara langsung proses pembelajaran di SMAS Batik 2 Surakarta

2.      Manfaat
a.      Mengetahui tentang Aspek Kompetensi Pedagogik yang dimiliki guru ekonomi di SMAS Batik 2 Surakarta.
b.      Mengetahui tentang Aspek Kompetensi Kepribadian yang dimiliki guru ekonomi di SMAS Batik 2 Surakarta.
c.      Mengetahui tentang Aspek Sosial yang dimiliki guru ekonomi di SMAS Batik 2 Surakarta.
d.      Mengetahui tentang Kultur SMAS Batik 2 Surakarta..
e.      Mengetahui tentang Faktor Pendukung dan Mengurangi Faktor Penghambat di SMAS Batik 2 Surakarta.
f.       Mengetahui tentang Hasil yang diperoleh dari observasi di SMAS Batik 2 Surakarta.
g.      Mengetahui secara langsung proses pembelajaran di SMAS Batik 2 Surakarta.

3.       Tempat dan Waktu
Tempat:  SMAS Batik 2 Surakarta.
Waktu Pelaksanaan     :

No
Hari/Tanggal
Kegiatan
1
Jumat, 23 Maret 2018
Pengurusan izin  magang
2
Senin, 2 April 2018
Konfirmasi jadwal magang kependidikan I
3
Kamis, 19 April 2018
Pengamatan (Observasi) magang Kependidikan I
4
Kamis, 26 April 2018
Wawancara magang kependidikan I







BAB II
PELAKSANAAN

A.
    Hasil Setiap Aspek
Berdasarkan observasi/pengamatan yang telah dilakukan di SMAS Batik 2 Surakarta diperoleh tiga aspek dan kultur sekolah, yaitu:
1.      Aspek Kompetensi Kepribadian
Aspek kompetensi kepribadian ini memiliki beberapa indikator, yaitu: berperilaku yang dapat diteladani peserta didik, menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, wibawa, menunjukkan tanggung jawab dan etos kerja yang tinggi, bangga dan percaya diri sebagai seorang pendidik; berperilaku  jujur, tegas, adil dan manusiawi,  serta menerapkan kode etik profesi guru.
Berdasarkan pengamatan (observasi) dan wawancara yang telah saya lakukan, untuk guru model mata pelajaran ekonomi di SMAS Batik 2 Surakarta menurut saya sudah memiliki indikator-indikator diatas, sehingga guru tersebut sudah dipastikan memiliki aspek kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian memiliki beberapa sub indikator, yaitu:
a.    Jujur
Dalam kehidupan di Sekolah, sering kita lihat bahwa ada berbagai macam bentuk kegiatan interaksi social oleh peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru/karyawan, dan guru/karyawan dengan guru/karyawan . Salah satu wujudnya seperti sifat jujur.
Kejujuran yang ada pada peserta didik dapat dilihat dari perkataan, perbuatan dan niat yang ada pada setiap peserta didik tersebut, apakah sesui dengan perilakunya atau tidak. Jika perilaku/tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sesuai dengan perkataan yang diucapkan, maka dapat dipastikan bahwa peserta didik mempunyai sifat kejujuran yang baik. Hal ini tidak lepas dari kepribadian yang dimiliki oleh guru.
Misalnya, di SMAS Batik 2 Surakarta yang memiliki “Kantin jujur”. Kantin jujur ini merupakan upaya agar siswa/ semua warga sekolah dapat menerapkan perilaku jujur. Kantin jujur disediakan guna menjual makanan kecil dan minuman. Kantin jujur di SMAS Batik 2 Surakarta ini tidak memiliki penjual dan penjaga. Makanan atau minuman yang dipajang didalam kantin. Di dalam kantin tersedia kotak uang yang berguna menampung pembayaran dari hasil transaksi.
Sebagai contoh ketika ada siswa yang ingin membeli sebuah makanan/minuman di kantin jujur, maka siswa akan menaruh uang sesuai dengan harga makanan yg dibeli. Namun bila ada kembalian, siswa akan mengambil dan menghitung sendiri uang kembalian dari dalam kotak tersebut. Di kantin jujur ini, kesadaran siswa akan dituntut untuk berbelanja, membayar, dan mengambil uang kembalian jika memang berlebih, tanpa hatus diawasi oleh pegawai kantin. Salah satu tujuan yang ingin dicapai disekolah SMAS Batik 2 Surakarta adalah agar tercipta peserta didik yang mampu membiasakan perilaku jujur dan menanamkan di dirinya tentang pentingnya berperilaku jujur, dan membentuk generasi penerus bangsa yang anti korupsi.
Selain dari contoh kantin jujur, guru juga bisa mengamati tingkat kejujuran  peserta didik dalam kegiatan belajar. Perlu diketahui bahwa tingkat kejujuran peserta didik antara satu dengan lainya sangatlah berbeda, hal ini tergantung pada pembawaan peserta didik. Misalnya ketika guru mengadakan Ulangan harian, guru tersebut dapat mengamati gerak-gerik siswa. Apabila terkandung unsur keganjalan/ keanehan terhadap peserta didik, siswa menengok kanan-kiri, atau berbisik-bisik, maka sebagai guru harus menginggatkan kepada siswanya tentang melatih kejujuran. 
b.   Menarik
Cara yang digunakan guru model untuk menarik peserta didik agar tidak males, bosan dalam mengikuti kegiatan belajar misalnya dengan cara guru memberikan alat peraga terkait dengan materi yang akan di pelajari contohnya seperti surat guru meminta setiap siswa untuk membawa surat PBB, tak lupa guru model juga membawa surat PBB yang dimiliki. Selain itu guru dalam proses pembelajarannya membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kecil terkait materi yang akan dipelajari, ketika siswa mampu menjawab maka guru akan memberikan reward atau hadiah kepada siswa berupa penambahan nilai atu memberikan hadiah yang menarik.
Dalam kegiatan pembelajaran guru menggunakan berbagai model dan metode belajar, tetapi lebih sering menggunakan metode kooperatif dan metode jigsaw guna untuk memungkinkan peserta didik lebih memiliki perkumpulan pengetahuan, mapu meingkatkan social skill..
Selain itu, agar pembelajaran menarik maka dibutuhkan kondisi yang nyaman, sekolah di SMAS Batik 2 Surakarta memberikan fasilitas berupa setiap ruang kelas di beri AC dua untuk membat suasana yang mendukung.

c.         Empati
Cara yang dilakukan guru model untuk menujukkan sikap empati kepada peserta didiknya yaitu dengan cara menceritakan masalah-masalah kemiskinan di daerah tertentu, hal ini akan memancing peserta didik untuk lebih berempati. Implementasi yang sudah diterapkan di SMAS Batik 2 surakarta yaitu Siswa kelas XII setelah acara wisuda siswa mengadakan acara bakti social yang berupa membagikan nasi bungkus sebanyak 500 buah kepada warga sekitar sekolah, Tukang becak, dan panti asuhan.
        Selain itu, guru juga memberikan nasihat kepada peserta didik dala hal saling menolong antara sesaa temannya.  Misalnya kalau di SMAS Batik 2 surakarta seorang siswa terkena musibah berupa penyakit parah/sanak keluarganya meninggal maka akan diumumkan oleh tenaga pendidikan, kemudian tugas osis masuk ke setiap kelas untuk meminta sumbangan seikhlasnya kepada korban.
Ada juga bahwa tiap hari jumat guru mebuat inisiatif tentang adanya kewajiban infaq di hari jumat, hasil uang infaq tersebut kedepannya akan diberikan oleh siswa yang kurang mampu untuk membayar SPP yang nunggak.

d.        Kolaboratif
Berdasarkan hasil observasi, peserta didik di SMAS Batik 2 Surakarta mampu bekerja secara berkeompok, peserta didik akan cenderung berdiskusi apabila masalah dalam pemberlajaran belum diselesaikan. Cara guru model menanamkan sifat kolaboratif pada peserta didiknya dengan membuat kelompok diskusi untuk mengerjakan tugas dari guru model secara berkelompok.peserta didik akan berunding dan mengorganisasikan masalah yang sedan dihadapi untuk memecahkan masalah sendiri. Guru model hanya sebagai pembimbing ke arah penyelesaian persoalan. Sehingga dari kegiatan kolaboratif ini mampu menciptakan peserta didik yang lebih bertanggung jawab dan rasa saling memiliki.

e.    Suka Menolong
Cara guru model untuk menciptakn sikap saling menolong pada peserta didik yaitu dengan cara ketika ada peserta didik yang belum paham tentang materi ekonomi yang sudah diterangkan oleh guru, bisa bertanya kepada teman yang diarasa lebih paham. Cara ini akan melatih peserta didik untuk memberikan bantuan atau pertolongan kepada siswa lain yang belum paham.
   Cara lain dapat berupa guru model menginstruksikan kepada peserta didik, apabila ada siswa yang sakit maka peserta didik lainnya harus segera menolong dengan cepat.
   Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peserta didik mampu menerapkan sikap suka menolong dalam kehidupan sehari-hari missal dalam hal mengerjakan PR atau tugas.

2.    Aspek Kompetensi Sosial
Pada aspek kompetensi social ini memiliki beberapa indicator, yaitu seperti sikap dan perilaku sesuai dengan norma yang berlaku, menjalin hubungan baik dengan teman sejawat, peserta didik dan orang tua, beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja, tidak bersikap diskriminatif terhadap waga sekolah, komunikasi ilmiah secara santun, empatik, dan efektif, bersikap inklusif dan objektif terhadap warga sekolah.
Berdasarkan Observasi dan wawancara yang telah saya lakukan, guru model di SMAS Batik 2 Surakarta sudah memiliki indikator-indikator aspek tersebut, sehingga guru tersebut sudah berkompeten dalam bidangnya. Aspek kompetensi sosial ini memiliki beberapa sub indikator, yaitu:
a.    Menjadi Panutan
Guru bisa menjadikan peserta didik contoh/ panutan dalam kehidupan sehari-hari, ini karena mereka dianggap sebagai anak yang berpendidikan, misal dilingkungan sekolah menerapkan aturan dan skorsing untuk elatih peserta didik menjadi taat aturan. Dengan adanya aturan ini mampu memunculkan dan mengembangkan sifat positif di diri masing-masing peserta didik, kemudian diharapkan bisa di aplikasikan di kehidupan bermasyarakat.         
   Untuk menanmakan sifat kepemimpinan bagi peserta didik dapat dilakukan dengan cara berdiskusi terkait masalah yang dihadapi peserta didik untuk mencari titik temu/ problem solving dan berani bertanggung jawab dalam hasil keputusan.
selain itu, guru model memberikan nasihat tentang bahwa ketika kita sebagai kakak kelas diharapkan mampu memberikan contoh bagi adik-adik kelasnya/ siswa lainnya, menjadi pemipin yang baik dalam hal belajar, betindak dan bersikap.
b.        Komunikatif
Berdasarkan pengamatan saya di SMAS Batik 2 Surakarta, Peserta didik mampu berkomunikasi selama pembelajaran berlangsung. Guru model memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang UU yang mengatur tentang PBB, kemudian peserta didik mampu menjawab dengan benar, begitu sebaliknya siswa ada yang mengacungkan tanggannya kemudian memberanikan untuk bertanya kepada guru tentang barang apa saja yang dikenai pajak yang belum jelas.
        Peserta didik juga mampu bersosialisasi dengan baik, misalnya bersatu untuk membangun dan mengurus kelas, meningatkan temannyaketika belum piket, dan dalam hal saling tolong-menolong apabila ada siswa yang belum jelas tentang materi.

c.    Kooperatif
Berdasarkan observasi, peserta didik sudah mampu kooperatif dalam hal pembelajaran, peserta didik bisa berinteraksi secara asih, asah dan asuh satu saa lainnya. Proses pembelajaran bisa berjalan dengan lancer, karena tidak ada pembeda antar peserta didik. Guru model juga tidak membedakan anatar siswa satu dengan siswa lainnya.
Tingkat kooperatif yang mampu dicapai oleh peserta didik di SMA S Batik 2 Surakarta tergolong baik, karena mampu menghargai satu dengan lainya tanpa harus memandang latar belakangnya, saling meghormati satu dengan lainnya, mampu bertoleransi terhadap pendapat orang lain, mampu memahami konsep materi yang sulit secara bersama dan masih banyak lagi.

3.    Aspek pedagogik
Aspek  pedagogik ini mempunyai beberapa indikator, yaitu: permasalahan peserta didik yang ditemui guru, upaya guru dalam menangani peserta didik bermasalah, mengetahui bidang studi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan pedagogiknya,  komitmen guru dalam mengembangkan sekolah, memanfaatkan ICT dalam pembelajaran,  memahami landasan kependidikan, memahami perkembangan peserta didik.
Berdasarkan pengamatan yang telah saya lakukan, guru model di SMAS Batik 2 Surakarta sudah memiliki indikator-indikator tersebut, sehingga guru model tersebut sudah berkompeten sesuai bidangnya. Aspek kompetensi pedagogik ini memiliki beberapa sub indikator, yaitu:

a.         Aspek Potensi Peserta Didik
Di SMAS Batik 2 Surakarta, guru dan sekolah lebih mengutamakan untuk mengmbangkan potensi non akademik, terutama prestasi di bidang olahraga seperti futsal, karena setiap perlombaan hamper dipastikan mendapatkan juara. Untuk di bidang akademik yang terpenting peserta didik mampu diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Jadi dilihat dari presentasinya lebih banyakmengembangkan potensi peserta didik di bidang non akademik.
Guru model atau sekolah dapat mengertahu potensi peserta didik dari ketika memasuki SMA ada peserta yang memiliki piagam/sertifikat, dari piagam tersebut kemudian guru tinggal mengembangkan.
Untuk peserta didik yang tidak memiliki piagam/sertifikat maka dapat dilihat dari angket yang diberikan sekolah kepada peseta didik.
Misal peserta didik yang suk dengan ekstrakulikuler memasak/ tata boga dapat dikembangkan menjadi anak yang kreatif artinya menuntut siswa untuk mampu berwirausaha. Seperti ketika siswa yang memiliki tanggan kreatif bisa menjualkan karyanya kepada teman-temanya di sekolah, pengembangan ini sangat baik, sekolah juga tidak melatang anak didiknya untuk berjualan tetapi perlu diingat berjualan saat waktu istirahat.

b.   Mandiri dan Etos Kerja
Melalui pengamatan/ observasi, Kemandirian peserta didik selama mengikuti pembelajaran tergantung pada siswanya, ada siswa yang mandiri dan ada pula siswa yang kurang mandiri. Hal ini bisa diamati dalam proses pembelajaran bahwa siswa yang terlihat rajin akan lebih mandiri dalam hal belajar, begitu sebaliknya.
 misalnya sebelum guru akan menjelaskan materi yang akan dating, guru menyuruh kepada siswa untuk belajar materi yang akan datang. Bagi siswa yang rajin mereka sudah mempelajari materi yang akan diajarkan terlebih dahulu. Berbeda dengan siswa yang kurang rajin, siswa tersebut cenderung tidak belajar atau bahkan sama sekali tidak membaca materi.
Dapat diamati juga semangat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran terlihat dari siswa yang aktif dan siswa yang pasif. Siswa yang pandai dan kurang pandai pun juga berbeda semangat belajarnya. Peserta didik ada yang bisa menyelesaikan tugasnya sendiri, namun ada juga yang membutuhkan bantuan orang lain atau siswa lain untuk membantunya mengerjakan tugasnya.
Selain itu, kemandirian peserta didik dapat dilihat dari mampu menyelasaikan tugas yang diberikan oleh guru model, apakh dikerjakan sendiri atau tidak dengan tepat waktu sesuai tanggal yang ditetapkan atau lainnya.


c.       Berpengaruh positif dan disegani
Dampak positif yang ditimbulkan  dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang didapat peserta didik merupakan peserta akan memahami dan menerpkan ulang  hal-hal positif di lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga bisa mengajarkan dan membagi ilmunya kepada temannya atau orang lain yang mungkin belum paham atau belum tahu.
Hal ini dapat disipulkan bahwa proses pembelajaran yang diperoleh peserta didik bisa menghasilkan dampak yang postif bagi dirinya dan bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya. Peserta didik bisa menerapkan apa yang diperolehnya dari pembelajaran misalnya peserta didik bisa melakukan saving/ menyisihkan uangnya untuk masa depannya


4.      Kultur Sekolah
Dalam hal Kultur sekolah memiliki beberapa indikator, yaitu: kedisiplinan warga sekolah, hubungan sosial antar warga sekolah, hubungan antar sekolah dengan komite sekolah,  hubungan antar warga sekolah dan orang tua, sikap peserta didik terhadap warga sekolah, dan kegiatan rutin warga sekolah. Berdasarkan Observasi dan wawancara yang saya lakukan, guru model sudah memiliki indikator tersebut, karena kultur atau budaya tersebut memang harus dilaksanakan oleh setiap guru. Kultur sekolah ini memiliki beberapa sub bab, yaitu:
a.         Tata azaz dan Disiplin Terhadap Aturan Sekolah yang Menaungi dan Menerapkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Berdasarkan Observasi dan wawancara yang saya lakukan, peserta didik sudah menerapkan aturan dengan dengan baik namun tidak menutupkemungkinan semua taat ada juga yang melanggar aturan misalnya siswa  masuk di sekolah pukul 06:30, tetapi ada beberapa siswa yang terkadang melanggar. Kewajiban peserta didik untuk enggunakan sepatu warna hitam dengan variasi putih dengan kaos kaki warna putih polos san mengguanakan ikat pinggang dari sekolah, tetapi tetap saja masih ada yang melangga, namun juga banyak Peserta didik  yang disiplin terhadap peraturan yang berlaku, akan tetapi masih ada beberapa yang melanggar.
Berdasarkan pengamatan saya di SMAS Batik 2 Surakarta, Sanksi yang diberlakukan bila peserta didik tidak menaati aturan dan tidak disiplin ialah diberi point skorsing sesuai dengan peraturan yang dilanggar dan guru juga memberikan teguran terlebih dahulu untuk meminialisir pelanggaran. Namun, apabila sudah sering melanggar maka dari pihak sekolah akan diberi surat peringatan untuk orang tuanya.

b.  Norma Religius dan diteladani
Para siswa di SMAS Batik 2 Surakarta sangat kentaldengan ajaran agamanya yaitu dengan melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik, karena dari pihak sekolah juga menerapkan prinsip-prinsip beragama. Terlihat dari sebelum kegiatan belajar mengajar dimulaipukul 06:30 WIB, guru model/ guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan doa belajar yang kemudian dilanjut dengan tilawah al-Quran, dailanjut membaca ayat kursi sampai jam menunjukkan pukul 06:43 WIB.
Penerapan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari juga dilakukan siswa. Salah satu siswa yang Saya Tanya mengucapkan kalimat “InsyAllah” ini membuktikan bahwa para siswa telah menerapkan ajaran islam dala kehidupan sehari-hari.

c.    Norma Hukum & Sosial, Rasa Bangga, Konsisten dengan Norma
Tata Tertib di SMAS Batik 2 Surakarta antara lain:
1)    Setiap siswa wajib menaati semua peraturan dan Tata Tertib sekolah yang berlaku.
2)    Setiap siswa wajib bersikap hormat terhadap guru/ pengasuh sekolah baik didalam maupun diluarsekolah serta bersikaptetertib dan tanggung jawab dalam mengikuti pelajaran.
3)    Wajib menjaga nama baik/ mengamankan sekolah, alat-alat sekolah
4)    Siswa wajib masuk sekolah pukul 06:30 WIB
5)    Bagi siswa yang terlambat 10 menit ( 06:40) menunggu di depan pintu gerbang hingga tadarus selesai. Pintu gerbang dibuka kembali pukul 07:00
6)    Siswa yang tidak masuk lebih dari 3 hari, dimohon orang tua/wali murid siswa datang ke sekolah memberitahu. Apabila orang tua/ wali murid tidak hadir akan dilaksanakan panggilan secara tertulis dari pihak sekolah.
7)    Siswa wajib membudayakan 3S (Senyum, Salam, Sapa)
8)    Siswa ijin pulang mendahului, makaorang tua harus datang ke sekolah.
9)    Setiap siswa wajib mengikuti upacara bendera di sekolah.
10) Sebelum dimulai pelajaran siswa ikut membaca al-qur’an, doa belajar, dan dilanjut dengan tadarus Al-Qur’an.
11)  Sebelum pelajaran terakhir dengan membaca doa penutup
12) Hari Rabu dan Kamis memakai seragam atas putih badge OSIS bawah abu-abu, kerudung warna putih (bagi yang berjilbab)
13) Hari Jumat seragam atas batik bawah abu-abu, kerudung warna putih (bagi yang berjilbab)
14) Hari sabtu seragam pramuka, kerudung warna coklat tua ( bagi yang berjilbab)
15) Sepatu warna hitam bertali dan kaos kaki warna putih polos
16) Tidak diperkenankan berpakaian tidak lengkap
17) Menggunakan topi pada waktu upacara hari senin dan hari-hari besar lainnya.
18) Baju seragam tidak ketat
19) Memakai kaos selain warna putih.
20) Siswa dilarang merokok
21) Siswa dilarang keras membawa, membaca atau melihat buku bacaan porno, video kaset, film dan gambar porno.
22) Siswa dilarang keras berjudi, minum minuman keras, mengonsumsi narkoba dan melakukan hal-hal yang melanggar norma susila dan norma agama.
23) Siswa dilarang keras membawa senjata tajam/api ke sekolah.
24) Siswa dilarang melakukan perkelahian atau pertengkaran dengan siapapun, baik didalam maupun di luar sekolah.
25) Siswa putra dilarang mengenakan (cincin, tindik, tatto, gelang, kalung, anting dan sejenisnya).
26)    Siswa putra wajib berpotongan rambut dengan panjang maksimum 0,5 cm.
27)  Setiap siswa/siswi dilarang mengenakan perhiasan dan bersolek berlebihan.
28) Setiap siswa dilarang membawa Hand Phone (HP), jika membawa HP hanya boleh di gunkan saat jam istirahat .      
29) Siswa dilarang menikah selama masih aktif menjadi siswa.
30)  Sanksi terhadap pelanggaran tersebut yaitu pembinaan dan pernyataan tertulis oleh siswa yang disaksikn oleh Orang tua/wali siswa; diskorsing untuk jangka waktu tertentu; dikembalikan kepada orang tua.
Pelaksanaan tata tertib di SMAS Batik 2 Surakarta berjalan cukup baik.Siswa patuh pada aturan tata tertib yang berlaku tersebut. Namun, tetap saja ada beberapa siswa yang melanggar dan tidak mematuhi tata tertib. Sanksi bagi siswa yang melanggar akan diproses oleh guru BK, bahkan apabila siswa yang melanggar sudah terlalu sering akan diberi surat peringatan untuk orang tua atau wali siswa. Orang tua akan dipanggil ke sekolah dan diberi arahan.

d.      Hubungan Antar Warga Sekolah
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di SMAS Batik 2 Surakarta, bahwa antar warga sekolah memiliki hubungan sosial yang baik . Terlihat dari sikap sesama warga sekolah yang saling menghormati dan menghargai, serta saling sapa disaat bertemu, dan Senyum ketika berpapasan sertatak lupa menggucapkan salam ketika bertemu.
Warga sekolah juga memiliki sikap yang positif terhadap komite sekolah dan orang tua murid dan lingkungan sekitarnya. Warga sekolah selalu bertegur sapa, salam, senyum dan ramah kepada siapa pun yang ditemui. Kegiatan rutin yang dilakukan warga sekolah adalah membaca al quran setiap pagi hari minimal 10 menit. Guru pada jam pelajaran pertama membimbing siswa di kelasnya untuk mengaji. Bukan hanya guru dan siswa saja, melainkan semua warga sekolah.
         Selain hubungan antar warga sekolah, juga terjalin adanya hubungan diluar sekolah antara siswa dan guru seperti mengadakan bakti sosil berupa pemberian nasi bungkus 500 buah kepada orang sekitar sekolah yang tidak mampu, kepada tukang becak dan panti asuhan. Dengan adanya kegitan ini maka akan terjalin hubungan antar warga sekolah dan masyarakat yang harmonis.


C.  Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor pendukung:
1.      Pihak Tata Usaha Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang melayani dengan baik dan cepat dalam hal mengurus surat perizinan magang.
2.      Pihak SMAS Batik 2 Surakarta yang sangat ramah, baik,  ma membantu dan terbuka sehingga memudahkan dalam melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara.
3.      Guru model juga sangat baik dan ramah serta terbuka ketika diwawancarai.

Faktor penghambat:
1.    Lokasi SMAS Batik 2 Surakarta yang lumayan jauh dari area kampus sehingga membutuhkan waktu perjalanan yang lumayan lama.
2.      Waktu pelaksanaan observasi bertabrakan dengan jadwal kuliah, sehingga harus bisa membagi waktu dengan baik agar tetap bisa mengikuti perkuliahan mata kuliah lain.
3.    Teman-teman kelompok yang kurang aktif dan terkadang suka egois
4.    Tidak adanya kendaraan yang digunakan untuk kesana (Pribadi)

D.  Hasil yang Diperoleh:
Bagi Mahasiswa:
1.    Memperoleh banyak informasi, pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana menjadi seorang guru yang professional.
2.    Memahami dan mengetahui tentang lingkungan kerja menjadi seorang guru yang akan dijalani masa depan/ kemudian hari.
3.    Memahami bahwa menjadi seorang guru tidaklah mudah dan perlu adanya kemampuan khusus dan pengetahuan yang luas sehingga bisa mengajar dan mendidik anak.
4.    Memahami arti pentingnya sebuah pendidikan untuk generasi yang akan datang.
5.    Memahami bahwa pentingnya generasi penerus bangsa yang berpendidikan.
6.    Memahami bahwa menumbuhkan karakter siswa tidaklah mudah dan membutuhkan kerja keras dan metode tertentu.
7.    Memahami diharapkan tentang pekerjaan guru melelui observasi magang kependidikan 1 ini.
8.    Memahami kultur dan guru model dari sekolah yang di observasi.






BAB III
PENUTUP

A.     Simpulan
Seorang guru bisa dikatakan berkompeten dalam bidangnya dan memilii kemampuan professional apabila memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta hasil kerjanya yang baik. Berdasarkan hasil observasi yang telah saya lakukan dan teman kelompok saya lakukan bahwa di SMAS Batik 2 Surakarta, guru yang saya wawancarai dan saya observasi merupakan guru yang sudah berkompeten dalam bidangnya, yaitu dalam bidang ekonomi.Sikap dan perilaku beliau pantas untuk diteladani oleh murid bahkan rekan kerjanya. Pengetahuan dan keterampilannya  juga tergolong mumpuni dan baik.
Oleh karena itu, saya sebagai calon guru dapat mengambil informasi dari kegiatan Magang 1 ini, bahwa masih banyak ilmu, sikap, dan perilaku yang perlu dipelajari lagi untuk dapat menjadi seorang guru yang professional, sehingga bisa menjadi teladan yang baik bagi peserta didik. Seorang guru dalam menumbuhkan karakter untuk siswanya pun tidaklah mudah, dibutuhkan kerja keras dan metode tertentu.

B.  Saran
Sebaiknya semua guru harus bisa mengamati dan memperhatikan setiap peserta didiknya, baik dari segi penampilan maupun kemampuannya dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan, karena tidak semua peserta didik mampu dengan cepat memahami materi yang disampaikan oleh guru.  Guru juga harus bisa menjadi contoh yang baik untuk para peserta didiknya. Hal ini berarti guru harus memiliki sikap atau perilaku yang baik dan sopan agar bisa menjadi contoh yang baik bagi peserta didiknya. Kita sebagai calon guru mulai sekarang harus bisa belajar menjadi guru yang baik dan berkompeten untuk masa depan karena menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah.



DAFTAR PUSTAKA

Bayu,A.2014.(Online).http://repository.ump.ac.id/4933/3/Adi%20Bayu%20Nugroho.   BAB%20II.pdf.Diakses tanggal 29 April 2018.
Dirjen Dikti. 2013. Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Jakarta : Kemendikbud.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.



















LAMPIRAN
WhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.27 (1).jpegWhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.27 (2).jpegWhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.27 (3).jpegWhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.27 (4).jpegWhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.27.jpegWhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.28 (1).jpegWhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.28 (2).jpegWhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.28 (3).jpegWhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.28.jpegWhatsApp Image 2018-05-01 at 22.25.55.jpeg
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MASA DEPAN EKONOMI ISLAM

MASA DEPAN EKONOMI ISLAM Masalah ekonomi zaman sekarang dan ketidakmampuan ekonomi neoklasik untuk menganalisisnya dan menyaranka...