- TUJUAN UMUM DAN KHUSUS BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH
Menurut Prayitno,
dkk (1994:115) menyatakan
bahwa:
1
Tujuan
umum : untuk
membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap
perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan
bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang
keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan
positif lingkungannya.
2
Tujuan khusus : merupakan penjabaran tujuan umum tersebut di atas yang dikaitkan
secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Tujuan khusus bimbingan dan konseling untuk
seorang individu berbeda dari (dan tidak boleh disamakan dengan) tujuan bimbingan dan konseling untuk individu lainnya.
Sedangkan menurut Erman Amti, dkk (1992: 8-9) mengatakan bahwa:
1
Tujuan
umum : agar
siswa dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan bakat,
kemampuan, dan nilai-nilai yang dimiliki
2
Tujuan
khusus : agar siswa mampu
a. Memahami
dirinya dengan baik
b. Memahami lingkungannya dengan baik
c. Membuat
pilihan dan keputusan
yang bijaksana
d. Mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
B. Fungsi
Bimbingan Konseling di Sekolah
Pelayanan
bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui
pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
1
Fungsi
pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman
tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan
pengembangan peserta didik pemahaman meliputi:
a) Pemahaman
tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh pesert didik sendiri, orang
tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
b) Pemahaman
tentang lingkungan peserta didik (termasuk didalamnya lingkungan keluarga dan
sekolah) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan
guru pembimbing.
c) Pemahaman
lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi jabatan/pekerjaan,
informasi social dan budaya/nilai-nilai) terutama oleh peserta didik.
2
Fungsi
pencegahan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya
dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul
yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan
kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.
3
Fungsi
penuntasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teratasinya
berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta didik.
4
Fungsi
pemeliharaan dan pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling
yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan
kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap
dan berkelanjutan. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya
berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling untuk mencapai
hasil sebagaimana terkandung didalam masing-masing fungsi itu. Setiap layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung
mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang
dicapainya secara jelas dapat diidentifikasi
dan dievaluasi.
Menurut Prayitno (1994), BK
berfungsi sebagai berikut :
1
Fungsi Pemahaman merupakan landasan dari
kegiatan BK karena memungkinkan jalan keluar dari pemecahan masalah yang
ditemui.
- Fungsi Pencegahan: untuk mencegah/paling tidak memperkecil akibat yang akan timbul dari masalah siswa.
- Fungsi Pemeliharaan: Agar hal-hal yang telah dipunyai individu siswa terjaga dan terpelihara dengan baik serta hal-hal yang menjadi kekurangan dari individu dapat dikurangi sedikit demi sedikit.
- Fungsi Pengembangan: untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa sehingga individu siswa dapat puas dan bahagia dalam hidupnya.
- Fungsi Pengentasan merupakan suatu usaha yang nyata untuk memecahkan masalah siswa, sehingga diharapkan siswa bebas dari permasalahan yang dihadapinya sehingga kebahagiaan siswa dapat terwujud.
C.
Prinsip Bimbingan dan Konseling
1
Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling:
a) BK melayani semua individu.
b) Pelayanan BK perlu menjangkau
keunikan dan kekompleksan pribadi individu.
c) Pelayanan BK perlu mengenali dan memahami
keunikan setiap individu dengan berbagai
kekuatan, kelemahan, dan permasalahannya.
d) Pelayanan BK harus mempertimbangkan berbagai aspek
perkembangan individu.
e) Pelayanan BK perlu memahami perbedaan individu
2
Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu:
a) bidang bimbingan dibatasi
hanya pada hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu
terhadap penyesuaian dirinya di rumah,
di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan
b) Keadaan sosial, ekonomi,
dan politik yang kurang menguntungkan, dapat mengakibatkan salah-suai pada diri
individu dan hal itu semua menuntut perhatian seksama dari para konselor dalam
mengentaskan masalah klien.
3
Prinsip-prinsip
berkenaan dengan program
pelayanan bimbingan dan konseling:
a) Program BK harus disusun
dan dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan secara
menyeluruh.
b) Program BK harus
fleksibel disesuaikan dengan kondisi lembaga, serta kebutuhan individu dan
masyarakat.
c) Program pelayanan BK
disusun dan diselenggarakan secara berkesinambungan.
d) Pelaksanaan BK hendaknya
dievaluasi secara berkala.
4
Prinsip-prinsip
berkenaan dengan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling:
a) Pelayanan BK diarahkan
agar klien dapat menghadapi setiap kesulitan atau permasalahan yang
dihadapinya.
b) Keputusan yang diambil dan hendak dilakukan adalah
kemauan klien sendiri.
c) Permasalahan khusus yang
dialami klien harus ditangani oleh tenaga ahli.
d) BK dilaksanakan oleh
tenaga ahli yang telah memperoleh pendidikan dan latihan khusus.
e) Kerjasama antara konselor
dengan guru dan orang tua amat diperlukan.
f) Guru dan konselor harus
mengembangkan peranan yang saling melengkapi untuk mengurangi hambatan yang ada
pada lingkungan siswa.
g) Perlu adanya program
pengukuran dan penilaian terhadap individu serta pengadminstrasian data yang
baik.
h) Organisasi program
bimbingan hendaknya flek- sibel,
disesuaikan dengan kebutuhan individu dan lingkungannya.
i)
Tanggung jawab
pengelolaan program dipegang oleh seorang pimpinan program yang terlatih
dan terdidik secara khusus.
j)
Penilaian secara periodik perlu dilakukan terhadap program yang sedang berjalan.
Menurut Pendapat lain tentang
Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling
1
Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi
semua konseli. Prinsip ini
berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang
tidak bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik
anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam
bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan
(kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan
(individual).
2
Bimbingan dan konseling sebagai
proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya),
dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan
keunikannya tersebut. Prinsip ini juga
berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun
pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.
3
Bimbingan menekankan hal yang
positif.
Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap
bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.
Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses
bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan
cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan
dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4
Bimbingan dan konseling Merupakan
Usaha Bersama. Bimbingan
bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan
kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka
bekerja sebagai teamwork.
5
Pengambilan Keputusan Merupakan
Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu
konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan
mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang
itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli
diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk
memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui
pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat
bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama
bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya
dan mengambil keputusan.
6
Bimbingan dan konseling
Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak
hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga,
perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada
umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi
aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
D. Jenis-Jenis Bimbingan Konseling
Bimbingan ada beberapa jenis dalam
kehidupan sehari-hari diantaranya yaitu :
1.
Bimbingan
Akademik (Educational Guidance)
Yaitu
bimbingan dalam menemukan cara belajar yang tepat untuk mengatasi
kesukaran-kesukaran mengenai belajar dan dalam memilih jenis atau jurusan yang
sesuai dengan kemampuan siswa (Winkel, W.S.).
Bimbingan
pendidikan mempunyai kaitan langsung dengan proses belajar mengajar, sehingga
setiap pelayanan bimbingan harus sesuai dengan proses pengajarannya seperti
cara seleksi, penempatan, proses belajar mengajar, evaluasi, input lingkungan,
dsb.Program bimbingan di bidang belajar akademik akan memuat unsur-unsur
sebagaiberikut:
a. Orientasi
kepada siswa dan mahasiswa baru tentang tujuan institusional, isi kurikulum
pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat, dan
penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah bersangkutan.
b. Penyadaran
kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti
pelajaran di sekolah dan selama belajar di rumah secara individual atau secara
kelompok.
c. Bantuan
dalam hal memilih program studi yang sesuai, memilih beraneka kegiatan non
akademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan di
tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
d. Pengumpulan
data tentang siswa mengenai kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat,
serta cita-cita hidup; dan pengumpulan data tentang program studi di perguruan
tinggi yang tersedia dalam bentuk brosur, buku pedoman baru, kliping iklan di
surat kabar, dsb.
e. Bantuan
dalam hal mengatasi beraneka kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyusun
dan menaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ujian dan ulangan,
kurang dapat berkonsentrasi, dsb.
f. Bantuan
dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan
belajar kelompok, supaya belajar efisien dan efektif.
2.
Bimbingan
Karir (Vocational Guidance)
Bimbingan ini adalah
proses bantuan terhadap seseorang sehingga orang tersebut mengerti dan menerima
gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerjanya serta
mempertemukan keduanya, sehingga dapat mempersiapkan diri dalam memasuki bidang
kerja tertentu dan membina diri dalam bidang pekerjaan tersebut (Simposium
Bimbingan Jabatan).
3.
Bimbingan
pribadi dan sosial
Bimbingan ini dikaitkan dengan
pengembangan pribadi siswa dan hubungannya dengan orang lain. Semakin dewasa
individu semakin banyak masalah pribadi dan sosial yang mereka hadapi.
Bimbingan pribadi sosial mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
a.
Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang
sedang dilalui oleh siswa dan mahasiswa, antara lain tentang konflik batin yang
dapat timbul dan tentang tata cara bergaul yang baik.
b.
Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang
semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain apa ciri-ciri
kehidupan modern, dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan
manusia.
c.
Pengaturan diskusi kelompokmengenai kesulitan yang
dialami oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa, misalnya menghadapi orang tua yang
taraf pendididikannya lebih rendah daripada anak-anaknya.
d.
Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal
kepribadian siswa, misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam tingkah
laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.
4. Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga
merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin atau
anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis,
memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri
dengan norma keluarga, serta berperan aktif dalam memcapai kehidupan keluarga
yang bahagia.
E. Perbedaan Konteks Tugas Guru Bidang Studi
dengan Konselor
Dimensi
|
Guru
|
Konselor
|
Konteks
Tugas
|
Pembelajaran
yang mendidik melalui mata pelajaran dengan skenario guru-murid
|
Pelayanan
yang memandirikan dengan skenario konseling-konselor
|
Fokus
Kegiatan
|
Pengembangan
kemampuan penguasaan bidang studi dan masalah-masalahnya.
|
Pengembangan
potensi diri bidang pribadi, sosial, belajar, karier, dan masalah-masalahnya.
|
Ukuran
Keberhasilan
|
Pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan
Lebih Bersifat Kuantitaif |
Kemandirian
dalam kehidupan
Lebih bersifat kualitatif yang unsur-unsurnya saling terkait. |
Pendekatan
Umum
|
Pemanfaatan
Instructional Effects & Nurturant Effects melalui pembelajaran
yang mendidik
|
Pengenalan
diri dan lingkungan oleh konseling dalam rangka pengentasan masalah pribadi,
sosial, belajar dan karier. Skenario tindakan merupakan hasil transaksi yang
merupakan keputusan konseling.
|
DAFTAR
PUSTAKA
Aditya, W. P .2013. (Online) http://dunia-blajar.blogspot.com/2015/11/tujuan-dan-fungsi-bimbingan-konseling.html
diakses pada Rabu, 27 Maret 2019
Amti, E. 1992. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Dinysabila.
2014. (Online). https://dinysabila.wordpress.com/2014/01/05/jenis-jenis-bimbingan-dalam-bk/
diakses pada Selasa, 26 Maret 2019.
Idris. 2011.
(Online). http://planetmatematika.blogspot.com/2011/10/perbedaan-dan-persamaan-konteks-tugas.html
diakses pada Selasa, 26 Maret 2019
Prayitno, dkk. 1994. Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
PT Rineka Cipta
Sudrajat,A.2008.(Online).https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/14/fungsi-prinsip-dan-asas-bimbingan-dan-konseling/
diakses pada Selasa, 26 Maret 2019
Sudirman.2012.(Online).http://makalahpendidikansudirman.blogspot.com/2012/02/tujuan-bimbingan-konseling.html
diakses pada 26 Maret 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar