SKENARIO
STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHER AND LEARNING DALAM ILMU EKONOMI DI SMA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Semester Akhir
Ganjil Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Ekonomi
Dosen Pengampu :
Prof. Dr.
Soetarno Joyoatmojo, M.Pd

Oleh :
Nur Faidah (K7617059/ B)
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA
2018
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan
yang Maha Esa atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, sehingga tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Ekonomi tentang
“Strategi Pembelajaran Contextual Teacher
and Learning (CTL) dalam Ilmu Ekonomi di SMA” dapat selesai tepat waktu.
Makalah
ini telah disusun secara maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Terimaksih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, disadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Kritik dan saran dari pembaca akan
diterima dengan tangan terbuka karena dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata, semoga makalah tentang “Strategi Pembelajaran Contextual Teacher and Learning (CTL) dalam Ilmu Ekonomi di SMA”
dapat memberikan inspirasi dan bermanfaat bagi kita semua.
Surakarta, 14 Oktober 2018
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kegiatan pembelajaran adalah proses yang
mengandung serangkaian kegiatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu. Pelaksanaan pembelajaran adalah interaksi guru dan peserta didik
dalam rangka menyampaikan bahan ajar kepada siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Keberhasilan guru dalam mengajar sangat dipengaruhi oleh proses
pembelajaran yang berlangsung. Keberhasilan pembelajaran terjadi
saat keaktifan dari peserta didik terhadap bahan ajar yang disampaikan oleh
guru.
Upaya
guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran adalah dengan memilih dan
menerapkan strategi pembelajaran. Salah satunya guru harus menggunakan strategi
pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan peserta didik yang dipelajari
dengan kehidupan nyata sehingga peserta didik mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang fleksibel yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
mereka.
Dalam
proses pelaksanaanya guru harus menekankan kepada peserta didik untuk
memecahkan berbagai masalah, baik masalah simulasi maupun masalah nyata.
Sehingga nanti ketika dikehidupan sehari-harinya peserta didik mampu
menyelesaikan masalah sehari-harinya dengan pengetahuan yang dimilikinya dan
peserta didik dapat menyusun pola-pola untuk mewujudkan makna dari langkah yang
diambil untuk menyelesaikan suatu masalah yang ada dikehidupan sehari-harinya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana konsep dasar
strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL) dan
implementasinya dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA?
2.
Apa saja karakteristik dan
nilai-nilai karakter strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL) dan
implementasinya dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA?
3.
Bagaimana prinsip
strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL) dan
implementasinya dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA?
4.
Apa saja Asas dan
Hakikat strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL)?
5.
Bagaimana prosedur
pelaksanaan strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL)dan implementasinya dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA?
6.
Bagaimana keunggulan
dan kelemahan strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL) serta implementasinya dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui konsep dasar
strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL) dan implementasinya dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA.
2.
Mengetahui karakteristik
dan nilai-nilai karakter strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL) dan
implementasinya dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA?
3.
Mengetahui prinsip
strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL) dan
implementasinya dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA.
4.
Mengetahui Asas dan
Hakikat Strategi pembelajaran Contextual
Teacher and Learning (CTL).
5.
Mengetahui prosedur
pelaksanaan strategi pembelajaran berbasis masalah dan implementasinya dalam
pembelajaran ilmu ekonomi di SMA.
6.
Mengetahui keunggulan
dan kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah serta implementasinya
dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Strategi Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL)
Depdiknas
(2002: 26); Hamruni (2011: 133); Majid (2016: 228); Sanjaya (2009: 255);
Suprihatiningrum (2013: 176); Suyadi (2013: 81); Trianto (2007: 101); menyatakan strategi pembalajaran contextual teaching and learning (CTL) adalah
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan peserta yang dipelajari dengan kehidupan nyata.
Sehingga siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang secara fleksibel dapat
diterapkan di kehidupan mereka.
Menurut
Suprijono (2013: 79-80); Nurhadi (2002: 1) mengatakan “Contextual Teaching and Learning (CTL) helps us relate subject matter
content to real world situations and motivate students to make connections
between knowledge and its applications to their lives family members, citizen,
and works and engage in the hard work that learning requires”. Dengan kata
lain CTL membantu kita menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia
nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sebagai keluarga, warga
negara, pekerja dan membutuhkan kerja keras dalam pembelajaran.
Johnson
(2002: 25) mengatakan “The CTL system is
an educational process that aims to help students see meaning in the academic
material they are studying by connecting academic subject with the context of
their daily lives, that is, with the context of their personal, social, and
cultural circumstances”. Dengan kata
lain system CTL dalam proses pendidikan memiliki tujuan membantu siswa memahami
materi pembelajaran yang mereka pelajari dengan mengaitkannya pada konteks
kehidupan sehari-hari.
CTL,
Suatu pendekatan yang menekankan proses keterlibatan peserta didik untuk
menemukan materi pelajaran dari pengalamanya secara langsung, diuntut untuk
menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata
yang lebih kepada aktualisasi dan kontekstual materi pelajarannya.
Implementasi
dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA Rembang adalah Bu Ica sebagai guru
ekonomi kelas XI IPS. Dalam proses
pembelajaran beliau akan menyampaikan materi mengenai perilaku konsumen dan
produsen serta peranannya dalam kegiatan ekonomi. Bu Ica memberikan penjelasan
singkat mengenai konsep dasar dari perilaku konsumen dan produsen. dalam kehidupan
nyata. Sebagai peserta didik setelah diberikan materi oleh gurunya perlu adanya
proses aktualisasi realitas kehidupan. Misalnya: Sinta adalah salah satu siswa
bu Ica kelas XI IPS anak dari keluarga pebisnis, ketika diajarkan tentang
perilaku konsumen dan produsen dia mendengarkan dengan baik, dan memahami
materi secara detail. Ketika terjadi kenaikan bahan bakar gas menyebabkan rumah
makan padang ayahnya mengeluarkan modal yang lebih besar, Sinta menyarankan
kepada ayahnya untuk beralih menggunakan kayu bakar agar usaha ayahnya tetap
berlangsung.
B.
Karakteristik
dan Nilai-Nilai Karakter dalam Contextual Teaching and Learning (CTL)
1.
Karakteristik
Contextual Teaching and Learning
Menurut
Hamruni (2011: 137-138); Majid (2016: 229); Sanjaya (2009: 256); Suprijono
(2013: 84); Suyadi (2013: 82-83); Zahorik (1995: 14-22) terdapat lima
karakteristik penting dalam proses
pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
a.
Mengaktifkan
pengetahuan yang sudah ada (Activiting
knowledge)
Artinya
apa yang akan dipelajarai tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa adalah pengetahuan
yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Implementasinya dalam pembelajaran
ekonomi di SMA yaitu dalam
pembelajaran tentang pasar, peserta didik sudah mengerti seperti apa pasar itu,
dan siapa saja yang ada di dalam pasar. Pengetahuan umum tentang pasar tersebut
didapatnya dari kehidupan sehari-hari, seperti menonton tv, informasi yang
didapat dari teman, orang tua, dan lain lain. Pengetahuan tentang pasar umumnya
sudah diketahui peserta didik sejak kecil.
b.
Memperoleh
dan menambah pengetahuan baru (Acquiring
knowledge)
Pengetahuan baru diperoleh dengan cara deduktif artinya
pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian
memperhatikan detailnya.
Implementasinya dalam pembelajaran ekonomi
di SMA yaitu dalam pembelajaran
tentang pasar, peserta didik pada mulanya mempelajari konsep-konsep dari pasar
secara garis besar, setelah itu peserta didik akan mempelajari sub bab yang
lebih detail seperti perbedaan pasar tradisional dengan pasar modern, disini
peserta didik secara tidak langsung akan mempelajari ciri-ciri pasar
tradisional dan modern, kemudian peserta didik mempelajari jenis-jenis pasar
dan cirinya beserta contoh nyata dari jenis pasar tersebut.
c.
Memahami
pengetahuan (Understanding knowledge)
Menurut Fadillah., et al (2017: 102) “Remembering knowledge is not a set of facts and concepts are
readily accepted but something to be constructed by the student”. Pengetahuan
yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.
Implementasinya dalam pembelajaran
ekonomi di SMA yaitu dalam
pembelajaran ekonomi tentang pasar, materi tersebut tidak harus dihafalkan
namun yang terpenting adalah untuk dipahami dan diyakini. Dalam pembelajaran
ini, guru dapat meminta peserta didik untuk mengemukakan pendapat atau
tanggapan mengenai pasar tradisional dan pasar modern, dari berbagai tanggapan
tersebut siswa dapat mengembangkan lagi mengenai pasar tradisional dan pasar
modern. Sehingga, dengan adanya tanggapan, peserta didik menjadi paham mengenai
materi pasar tanpa harus menghafalkannya.
d.
Mempraktikan
pengetahuan dan pengalaman (Applying
knowledge)
Menurut Fadillah., et al (2017: 102) “CTL aims
to increase motivation of learners to take what they have learned and apply it,
and to interactions within their daily situations”. Pengetahuan
dan pengalaman yang diperoleh harus diaplikasikan dalam kehidupan siswa,
sehingga tampak perubahan perilaku.
Implementasinya dalam pembelajaran
ekonomi di SMA yaitu dalam
pembelajaran ekonomi materi pasar, peserta didik akan mengobservasi secara
langsung di lapangan, disitu peserta didik akan memiliki pengalaman mengenai
apa saja yang terjadi di pasar tradisional dan modern. Misalnya seperti
kegiatan tawar menawar yang ada di pasar tradisional untuk mendapatkan harga
yang murah, selain itu peserta didik menjadi tahu harga-harga dan kondisi di
pasar modern. Hal tersebut membuat peserta didik dapat lebih bijak dalam
memilih barang, dan lebih bijak dalam memilih barang sesuai harga yang
diinginkan.
e.
Melakukan
refleksi (Reflecting knowledge)
Reflesksi perlu dilakukan terhadap
strategi pengembangan pengetahuan. Ini dilakukan sebagai umpan balik untuk
proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.
Implementasinya dalam pembelajaran
ekonomi di SMA yaitu dalam
pembelajaran ekonomi materi pasar, guru melakukan
evaluasi mengenai strategi pengembangan pengetahuan yang telah dilakukan
sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan strategi yang telah digunakan.
2. Nilai-Nilai Karakter dalam Contextual Teaching and
Learning
Menurut Majid (2016: 230); Suyadi (2013:
89) ada 7 nila-nilai karakter melalui pembelajaran kontekstual:
a.
Kerja
Keras
Peserta didik belajar keras untuk
menguasai materi pelajaran, kemudian menghubungkannya dengan pengalaman hidup
sehari-hari, selanjutnya digunakan strategi pemecahan masalah sehari-hari.
Tentunya pola pembelajaran ini memeras seluruh kemampuan tenaga dan pikiran.
b.
Rasa
Ingin Tahu
Secara alamiah peserta didik akan terus
mencari tahu, apa dan bagaimana materi tersebut berhubungan dan dapat digunakan
sebagai pemecahan masalah. Memang banyak ide ataupun gagassan muncul, tetapi
praktiknya tidak sedikit peserta didik yang gagal dan harus mencari ide lain.
Namun kegagalan demi kegagalan tidak
menyuruhkan peserta didik untuk memecahkan masalah karena ia akan terus
berusaha mencari cara lain yang dapat ditempuh.
c.
Kreatif
Menurut Johnson (2002: 99-100)
mengatakan “ CTL, teaches the steps to
use in critical and creative thingking and provides real-world opportunities to
practice this higher order thingking”. Nilai karakter lain dari penggunaan
strategi pembelajaran kontekstual adalah kreatif. Proses menghubungkan materi
pelajaran di dalam kelas ke dalam pengalaman hidup sehari-hari. Dibutuhkan
kreatifitas yang tinggi untuk menggunakan sebagai problem solver.
d.
Mandiri
Menurut Johnson (2002: 92) mengatakan “ The self-regulated learning process is a
method of enganging students in actions that involve a number stpes and produce
a significant tangible or intangible result” bermakna kemandirian yang
tinggi adalah metode yang melibatkan peserta didik dalam tindakan beberapa
langkah dan menghassilkan baik hasil tampak atau tidak. Peserta didik terdorong untuk memilih
cara-cara mengatasi masalah dengan penuh kepercayaan diri dan tidak terpikir
sedikitpun untuk menyalahkan orang lain atass kegagalan dirinya.
e.
Tanggung Jawab
Nilai karakter ini kelanjutan dari nilai-nilai karakter
sebelumnya. Kemdirian diperlukan sikap keberanian bertanggung jawab yang
terkandung dalam strategi pembelajaran konstektual.
f.
Peduli
Lingkungan Sosial
Ketika strategi ini dilakukan secara
kelompok, secara otomatis hal ini dapat menanamkan nilai karakter kepedulian
social.
C.
Prinsip Strategi Pembelajaran Contextual Teacher and Learning (CTL)
Menurut
Johnson (2002: 27-36) ada 3 prinsip dalam CTL, yaitu sebagai berikut:
1.
Prinsip
kesaling bergantungan (The Priciple
Independence)
Menurut Johnson (2002:
29) mengatakan “The principle of
Independence calls educators to recognize their connection to one other, to
their students, and to the earth” yang bermakna prinsip kesaling
bergantungan mengajak siswa mengenali keterkaitan mereka dengan beberapa
komponen sekolah seperti siswa lain, guru, masyarakat dan bumi. Strategi pembelajaran CTL menuntut peserta didik
memahami pembelajaran dengan mengaitkannya pada kehidupan nyata. Untuk
melaksanakan strategi pembelajaran ini maka diperlukan kerja sama antar peserta
didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan lingkungannya
sehingga dapat menemukan masalah dan mencari solusinya.
Implementasinya dalam
Pembelajaran Ekonomi di SMA 1 Rembang adalah
Bu Ica adalah guru ekonomi kelas XI IPS. Bu ica akan menyampaikan materi
perilaku konsumen dan produsen. Pada 20 menit pertama bu Ica menyampaikan
informasi bahwa untuk membuat produk baru dibutuhkan faktor produksi seperti
SDM, SDA, modal dan keahlian. Kemudian bu Ica memberikan informasi pada tahun
2007 di Koperasi sekolahnya mengalami penurunan konsumsi. pada pertemuan
selanjutnya bu Ica meminta peserta didik untuk menjawab sesuai dengan fakta dan
kerjasama dengan kelompok yang sudah dibentuk. Setelah pelajaran kelompok 1
bekerjasama untuk melakukan wawancara kepada ketua koperasi di sekolahnya ,
observasi kepada siswa yang membeli makanan untuk mengetahui informasi alasan
apa yang memyebabkan perilaku konsumsi siswa untuk membeli makanan menurun.
Hubungan antara kelompok 1, ketua koperasi, dan siswa yang membeli makanan
inilah akan membentuk hubungan saking keterkaitan dalam memecahkan masalah dan
menghasilkan pemahaman baru.
2. Prinsip diferensiasi (The Principle of Differention)
Menurut Johnson (2002:
31) mengatakan “ The principle of
differentions ‘s push toward unique”. Prinsip ini memberi kebebasan kepada
siswa untuk menggali bakat dan menemukan cara belajar mereka sendiri karena
setiap individu siswa itu unik.
Implementasinya dalam
pembelajaran ekonomi di SMA 1 Rembang adalah
setelah membuka
pelajaran dan menjelaskan mengenai materi perilaku konsumen dan produsen.
Selanjutnya Bu Ica memberikan tugas kepada masing-masing peserta didik untuk
membuat produk barang unik dan kreatif yang nantinya akan digunakan sebagai
expo class meeting diakhir semester. Setiap produk barang yang paling unik
nantinya akan menjadi perwakilan expo bagi kelas mereka dan akan diberikan
reward. Sehingga bu Ica meminta untuk setiap peserta didik bekerja sama untuk
menentukan langkah-langkah apa saja yang akan digunakan melalu kerjasama
anggota kelas mereka agar mampu menyelasaikan tugas yang diberikan bu Ica.
3.
Prinsip
pengaturan diri (The Principle of
Self-Organization)
Menurut Johnson (2002:
34) mengatakan “The Principle of
self-organization requires educators to encourage each student to actualize
that student’s full potential”. Prinsip
ini bermakna bahwa salah satu tugas guru adalah
mendorong setiap siswanya mengeluarkan seluruh potensinya yang ada.
Implementasinya dalam
pembelajaran ekonomi di SMA 1 Rembang adalah sebelum memulai pembelajaran ekonomi di kelas XI materi perilaku
konsumen dan produsen, bu Ica memberikan motivasi kepada peserta didik bahwa
ketika peserta didik terpilih dan masuk ke jurusan IPS yang mempelajari ekonomi
maka secara tidak langsung setiap peserta didik memiliki potensi untuk mampu
memecahkan masalah mengenai permasalahan ekonomi yang ada di Indonesia. Karena
peserta didik diberikan pengetahuan, ketrampilan dan teori-teori ekonomi agar
kedepannya bisa menyelesaikan tugas ekonomi yang diberikan oleh guru
D.
Asas-Asas
dan Hakikat Strategi Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
1.
Asas-Asas
Pembelajaran Strategi Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
Pembelajaran
Konstektual sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki tujuh asas yang
mendasari CTL. Menurut Hamruni (2011: 141-147);
Nurhadi (2002: 10); Sanjaya (2009: 263-269); Suprijono (2013: 85-88); Suyadi
(2013: 83-88); yaitu:
a. Konstruktivisme
Proses
membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif yang
berdasarkan pengalaman siswa. Menurut Surdin (2018: 58) mengatakan “learning is more productive and able
to cultivate the strengthening of the concept to the students because the contextual
teaching and learning model embraces the flow of constructivism, which assumes
the students can find and build their own knowledge”.
Menurut
konstruktivisme pengetahuan itu memang berasal dari luar tetapi dikonstruksi
oleh dan dari dalam diri seseorang. Karena itu pengetahuan terbentuk oleh dua
factor yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk
mengintepretasi objek tersebut. Dengan
demikan pengetahuan tidak bersifat statis tetapi dinamis. Asusmsi ini melandasi
pembelajaran konstektual yang mendorong siswa agar bisa mengkonstruksi
pengetahuan melalui pengamatan dan pengalaman nyata.
b.
Inkuri
(Inquiry)
Penerapan
asas inkuiri dalam pembelajaran konstektual
yaitu Proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui
proses berpikir secara sistematis. Perlu diketahui pengetahuan bukanlah
sejumlah fakta hasil dari mengingat tetapi dari proses menemukan sendiri. Asas
inkuiri dimulai dari adanya kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin
dipecahkan. Dengan demikian siswa didorong untuk menemukan masalah.
c.
Bertanya
(Questioning)
Belajar
pada hakikatnya adalah bertanya yang dipandang sebagai keingintahuan setiap
individu dan menjawab pertanyaan yang mecerminkan kemampuan seseorang dalam
berpikir. Dalam pembelajaran kontekstual guru tidak menyampaikan informasi
begitu saja tetapi memancing agar siswa menemukan sendiri materi yang
dipelajarinya.
d.
Masyarakat
Belajar (Learning Community)
Penerapan
asas ini dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.
Melalui kelompok kerja ditemui kerja sama saling memberi dan menerima untuk
memecahkan suatu persoalan. Kelopok belajar tercipta secara formal maupun dalam
lingkungan yang terjadi secara alamiah. Hasil dari kerja kelompok berasal dari
sharing dengan orang lain atau pengalaman yang hakikatnya dari masyarakat
belajar saling membagi.
e.
Permodelan
(Modeling )
Modeling
adalah proses pembelajaran yang memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat
ditiru oleh siswa. Proses modeling tidak terbatas dari guru, tetapi juga dapat
memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan.
f.
Refleksi
(Reflection)
Proses
pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara
mengurutkan kembali kejadian-kejadian pembelajaran yang telah dilaluinya.
Melalui proses refleksi pengalam belajar itu akan dimasukan dalam struktur
kognitif siswa yang pada akhirnya menjadi pengetahuan yang dimilikiya.
g.
Penilaian
nyata (Authentic Assessment)
Menurut
Arends (1997: 139) mengatakan “assessment
is considerable explanation was provided about how to measure simple skill and
basic declarative knowledge” yang
bermakna Proses penilaian yang dilakukan oleh guru untuk menggumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa baik. Penilaian
ini dilakukan secara terus-menerus selaa pembelajaran berlangsung untuk untuk
mengetahui perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
2.
Hakikat Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut Hamruni (2011: 150-152) menyatakan ada 3
hakikat pembelajaran kontekstual, sebagai berikut:
a.
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan
pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta
didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan
kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
b.
Menurut Munawaroh., & Setyani (2015: 88) mengatakan “More
teachers serve as mentors than provide information . A knowledge and skills
come from the results of finding by themselves instead of what the teacher
said.” Yang bermakna banyak guru yang
melayani sebagai mentor dari pada memberikan informasi dari temuan sendiri dan bukan hanya menyampaikan materi pembelajaran yang
berupa hapalan, tetapi mengatur lingkungan dan strategi pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik belajar. Lingkungan yang kondusif sangat penting dan
sangat menunjang pembelajaran kontekstual, dan keberhasilan pembelajaran secara
keseluruhan.
c.
Pembelajaran kontekstual menghendaki pola hubungan yang interaktif
antara guru dan siswa. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat
yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan
didaktis secara bersamaan.
E.
Prosedur Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Contextual
Teacher
And Learning (CTL)Dan Implementasinya
Dalam Pembelajaran Ilmu Ekonomi Di SMA
Menurut Hamruni (2011: 148-150); Sanjaya (2009:
270-272); dan
Suyadi (2013: 92-94) untuk mencapai kompetensi yang sama, dengan
menggunakan CTL, guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti di bawah
ini.
1. Pendahuluan
Terdapat tiga hal yang harus dilakukan guru pada
tahap pendahuluan saat menggunakan strategi pembelajaran kontekstual:
a.
Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai,
manfaat dari proses pembelajaran, dan pentingnya materi pelajaran yang akan
dipelajari.
Implementasinya
dalam pembelajaran ekonomi di SMA kelas XI tentang materi Masalah
Ekonomi dan Cara Mengatasinya adalah guru memulai pembelajaran dengan memberikan salam, menyakan
kabar, mengecek kehadiran peserta didik. Selanjutnya guru mempersiapkan peserta
didik agar siap menerima pembelajaran dengan menyampaikan tujuan dan
menjelaskan pentingnya materi ini dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Misalnya dengan mengajak berdoa sebelum memulai pembelajaran,“Marilah sebelum
memulai pembelajaran kali ini, diawalidengan berdo’a terlebih dahulu. Silahkan
ketua kelas untuk memimpin do’a”dan
dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajan dan menjelaskan pentingnya
materi ini, “Anak-anak
pada pertemuan kali ini, kita akan mempelajari tentang kelangkaan. Tujuan
pembelajarannya, yaitu peserta
didikdiharapkan mampu menjelaskan
inti masalah ekonomi dan kelangkaan dengan tepat, peserta didik mampu menjelaskan
faktor-faktor penyebab kelangkaan, dan peserta didik mampu menjelaskan solusi yang tepat untuk mengatasi kelangkaan”.
b.
Guru menjelaskan prosedur pembelajaran kontekstual:
Peserta
didik dibagi ke
dalam beberapa kelompok sesesuai dengan jumlah siswa. Tiap kelompok ditugaskan
untuk melakukan tugas wawancara. Melalui wawancara peserta didik ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang
ditemukan kemudian Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang pun mental
harus dikerjakan oleh setiap peserta didik.
Implementasinya
dalam pembelajaran ekonomi di SMA kelas XI tentang materi Masalah Ekonomi dan Cara
Mengatasinya adalah guru sebelum
membentuk kelompok membangun pemahaman peserta didik (konstruktivisme) dengan
cara menjelaskan permasalahan kelangkaan
yang saat ini terjadi secara umum dan secara khusus yang sedang terjadi di
Indonesia dalam bentuk membagikan selembaran berita mengenai kelangkaan yang
terjadi di Indonesia. Guru membagikan selembaran berita tentang kelangkaan gas,
kemudian guru menugaskan peserta didik untuk membaca terlebih dahulu selama 5
menit. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pokok bahasan
materi secara sederhana kepada peserta didik untuk memancing reaksi berfikir
peserta didik terhadap pokok bahasan, sehingga materi yang telah dijelaskan
oleh guru ekonomi tersebut dapat berkembang luas yang dapat dihubungkan dengan
kehidupan sehari-hari, tidak hanya secara khusus tetapi juga secara menyeluruh
dari pengertian, penyebab, faktor-faktor dan lain sebagainya. Guru memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik “Baiklah,
dari bacaan tadi ada yang bisa memberi tanggapan?, peserta didik menjawab, “Benar sekali bu, sekarang gas elpiji yang 3
kg itu sangat sulit dicari, kadang ibu saya harus ke desa lain untuk beli gas
elpiji. Dan kalau adapun harganya mahal”, Guru kemudian menanggapi dengan
bertanya kembali, “Bagus sekali, memang
benar sekarang sulit untuk mendapatkan gas elpiji yang 3 kg. Jadi dari masalah
tadi kita bisa tahu kalau ketersediaan pasokan gas elpiji yang 3 kg itu
terbatas. Nah, dari kasus tadi ada yang bisa menyimpulkan apa itu kelangkaan?”,
salah satu peserta didik menjawab pertanyaan dari guru, misalnya dengan “Saya dapat menyimpulkan. Kelangkaan itu
merupakan suatu kondisi dimana kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sementara
alat pemuas kebutuhan terbatas”. Proses ini diharapkan peserta didik membangun
pengetahuan awal yang dapat dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, selain
itu juga meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dengan proses bertanya.
2.
Inti
Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran kontekstual
bermuatan karakter kegiatan utama masing-masing peserta didik. Menurut
Morrison., Ross., Kemp (2001: 57) mengatakan “The Common tools for conducting a contextual analysis include surveys,
observation and interviews”. Alat kegiatan inti dalam analisis kontekstual
seperti survey,observasi atau wawancara.
Implementasinya dalam
pembelajaran ilmu ekonomi di SMA kelas XI
tentang masalah ekonomi dan cara mengatasinya adalah guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok diskusi untuk
mendiskusikan beberapa masalah kelangkaan yang ada di Indonesia dengan setiap
kelompok diskusi membahas pokok permasalahan kelangkaan di Indonesia yang
berbeda. Guru menjelaskan cara pembagian kelompok seperti, “Karena
sudah tidak ada yang ditanyakan sekarang bentuk 4 kelompok, karena jumlahnya
ada 32 anak berati tiap kelompok ada 8 anak. Biar mudah pembagian kelompoknya
urut absen saja ya”,
“Silahkan berkumpul dengan kelompok masing-masing”. Peserta didik
berkumpul dengan kelompok masing-masing. Kemudian guru menyampaikan
permasalahan yang harus meraka diskusikan.“Anak-anak
ibu akan membagi permasalahan yang harus didiskusikan oleh masing-masing
kelompok. Kelompok 1: membahas tentang kelangkaan air bersih, kelompok 2:
kelangkaan BBM, kelompok 3: kelangkaan
beras, kelompok 4: kelangkaan daging sapi. Masing-masing kelompok nanti mencari
artikel mengenai tema tersebut, kemudian mengobservasi
dan mendiskusikan apa yang menjadi penyebab dan bagimana
cara mengatasinya. Hasil diskusi ditulis di kertas dan nanti dipresentasikan di
depan kelas, waktu diskusi 45 menit ya
anak-anak”
Guru mempersilahkan setiap
kelompok untuk maju ke depan mempresentasikan hasil diskusi yang telah
dilaksanakan dan setelah mempresentasikan membuka sesi tanya jawab dengan
kelompok lain. Kemudian hasil diskusi dikumpulkan. Misalnya, kelompok yang
pertama maju adalah kelompok 1, makan mereka akan mempresentasikan hasil
diskusinya seperti, “Assalamu’alaikum teman teman, disini kami dari perwakilan kelompok satu
akan mempresentasikan hasil kerja kelompok kami mengenai kelangkaan air bersih.
Kami mengambil artikel yang berjudul “Kemarau
datang, warga antre air kotor di kolam ikan”.
Artikel
tersebut menjelaskan tentang terjadinya kelangkaan air bersih di Garut. Penyebab kelangkaan air bersih di Garut:karena musim kemarau yang berkepanjangan. Berarti penyebab
kelangkaan tersebut berasal dari faktor eksternal. Akibatnya masyarakat
terpaksa harus mengkonsumsi air keruh dari kolam ikan. Karena hanya kolam ikan
itu satu-satunya sumber air yang ada. Pemerintah juga belum memberikan bantuan,
dan juga keberadaan
Bendungan Copong yang awalnya direncanakan untuk mengairi lahan di wilayah itu,
belum berfungsi secara optimal. Hal itu akibat berhentinya proyek saluran
irigasi untuk mengairi wilayah itu. Cara
mengatasi
:
pemerintah
harus lebih memperhatikan lagi kondisi masyarakat di Indonesia, karena jika hal
itu dibiarkan saja, akan menimbulkan berbagi masalah, seperti: tingkat
kesehatan masyarakat akan semakin menurun, kekurangan bahan pangan, dan banyak
dampak buruk lainnya. Selain itu Bendungan Copong seharusnya lebih dioptimalkan
lagi. Jadi waktu musim penghujan bisa untuk menampung air, dan waktu musim
kemarau bisa untuk irigasi”
Setelah, kelompok 1 selesai presentasi maka
teman-teman yang lain dipesrsilahkan untuk menanggapi atau bertanya jika ada
yang tidak paham, sehingga dapat ditemukan solusi terbaik bagi masalah
kelangkaan tersebut. Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang
presentasi maupun menanggapi, dengan memujinya dan member tambahan nilai
keaktifan. Proses pembelajaran ini, diharapkan mendorong peserta didik untuk
berpikir kritis dan solutif dalam menghadapi masalah di lingkungannya, selain
itu juga meningkatkan perilaku kerja sama bagi peserta didik.
3.
Penutup
Pada tahap terakhir peserta didik dibantu oleh guru
menyimpulkan hasil observasi atau wawancara dan diskusi kelas. Diharapkan guru
mampu menanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan nyata.
Implementasinya dalam
pembelajaran ekonomi di SMA kelas XI tentang masalah ekonomi dan cara
mengatasinya adalah Guru megevaluasi bahasan-bahasan yang telah dipresentasikan oleh setiap
kelompok diskusi kemudian memberikan kesimpulan tentang pengertian,
faktor-faktor penyebab, dan jenis-jenis kelangkaan. “Baiklah, dari hasil
diskusi tadi sudah bagus dan hasilnya juga sudah tepat. Jadi dapat disimpulkan,
bahwa kelangkaan adalah kondisi dimana kebutuhan manusia yang tidak terbatas,
sementara alat pemuas kebutuhan terbatas. Faktor penyebabnya bisa dari faktor
internal, seperti sifat tidak puas terhadap apa yang dimiliki, sifat serakah
manusia, ketidakmampuan manusia dalam menguasai teknologi, dan lain-lain.
Sedangkan faktor eksternal, meliputi:bencana alam, perang, wabah penyakit,
kebijakan pemerintah yang tidak tepat, dan persediaan sumber daya alam
terbatas. Sedangkan cara mengatasi kelangkaan yang terjadi saat ini. Caranya
antara lain: yang pertama kita dapat melakukan eksplorasi alam dan menciptakan
penemuan-penemuan baru, dan cara-cara yang lain. baik begitu ya Anak
anak, adakah yang masih belum jelas?”.“Sudah
bu”, Jawab siswa.
Selanjutnya guru memberikan
soal latihan kepada peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman peserta
didik dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pembelajaran. Peserta didik mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru pada selembar kertas dan setelah selesai guru meminta
peserta didik untuk mengumpulkan.
Guru mengakhiri
pembelajaran, dengan memberikan motivasi kepada peserta didik, agar terus
belajar dengan giat. Pembelajaran ditutup dengan doa bersama yang dipimpin
ketua kelas.
F.
Keunggulan
dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Menurut
Suyadi (2013: 95-96) menyatakan sebagai berikut:
1. Keunggulan
Strategi Pembelajaran Konstekstual
a.
Menurut
Surdin (2018: 58) mengatakan “learning becomes more meaningful and
real, meaning that students are required to be able to capture the relationship
between the learning experience in school and real life” bermakna
Pembelajaran konstekstual dapat mendorong peserta didik menemukan hubungan
antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata sehingga bisa
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata
di lingkungan masyarakat, sehingga mampu menggali, berdiskusi, berpikir kritis,
dan memecahkan masalah nyata yang dihadapinya dengan cara bersama-sama.
Implementasinya dalam pembelajaran
ekonomi SMA adalah dalam
pembelajaran ekonomi di kelas XI materi
perilaku konsumen dan produsen.Guru
memberikan materi dengan menghubungkan materi perilaku konsumen dan
produsen dengan situasi dikehidupan nyata yaitu Guru menejelaskan dengan contoh pembelian telepon
seluler.Pembelian telepon seluler oleh konsumen
di lakukan dengan terlebih dahulu melalui tahap-tahap dalam proses keputusan
pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan sebagian besar konsumen menyatakan
bahwa mempermudah komunikasi merupakan motivasi atau alasan utama mereka dalam
membeli telepon seluler. Manfaat utama yang di cari sebagian besar konsumen
pada saat membeli telepon seluler adalah manfaat ( fungsional ) yaitu sebagai
alat komunikasi mobile ( bergerak ) yang dapat di bawa kemana saja, setelah
mengenali adanya kebutuhan akan telepon seluler, konsumen akan melakukan tahap
pencarian informasi, sebagian besar konsumen menyatakan bahwa sumber informasi
utamanya adalah teman dan banyak di pengaruhi media cetak dan aspek yang paling
di cari dari informasi itu adalah mengenai focus perhatian pada fitur yang
tersedia dalam produk telepon seluler tersebut. Pada tahap evaluasi alternative
yang menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian adalah harga lalu mengidentifikasi
telepon seluler yang berkualitas adalah dengan melihat fitur yang ada. Setelah
melakukan tahap evaluasi alternative, konsumenakan melakukan proses pembelian.
yang ibu jelaskan tadi tentang pembelian telepon seluler adalah contoh perilaku
konsumen dalam membeli suatu produk telepon seluler.
- Pembelajaran
konstekstual mampu mendorong peserta didik untuk menerapkan hasil
belajarnya dalam kehidupan nyata. Artinya, peserta didik tidak hanya
diharapkan dapat memahami materi yang dipelajarinya, tetapi bagaimana
materi pelajaran itu dapat mewarnai perilaku/tingkah laku
(karakter/akhlak) dalam kehidupan sehari-hari.
Implementasinya dalam pembelajaran ekonomi SMA
adalah guru menjelaskan materi
pembelajran perilaku konsumen dan produsen dengan memberikan materi yang
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Kemudian guru memberi tugas kepada
setiap peserta didik untuk menemukan masalah di sekitar mereka tentang perilaku
konsumen kemudian di analisis, dengan begitu peserta didik dapat belajar dari
masalah di sektar mereka yang dapat memebri kesan tersendiri bagi pesertadidik
di kehidupan sehari-hari.
- Pembelajaran
konstekstual menekankan pada proses keterlibatan peserta didik untuk
menemukan materi. Artinya, proses belajar diorientasikan pada proses
pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak
mengharapkan peserta didik hanya menerima materi pelajaran, melainkan
dengan cara proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
Implementasi dalam pembelajaran ilmu ekonomi di SMA adalah guru ekonomi kelas XI IPS. Dalam proses
pembelajaran beliau akan menyampaikan materi mengenai perilaku konsumen dan
produsen serta peranannya dalam kegiatan ekonomi. Guru memberikan penjelasan
singkat mengenai konsep dasar dari perilaku konsumen dan produsen. dalam
kehidupan nyata. Sebagai peserta didik setelah diberikan materi oleh gurunya
perlu adanya proses aktualisasi realitas kehidupan. Misalnya: Sinta adalah
salah satu siswa kelas XI IPS anak dari keluarga pebisnis, ketika diajarkan
tentang perilaku konsumen dan produsen dia mendengarkan dengan baik, dan
memahami materi secara detail. Ketika terjadi kenaikan bahan bakar gas
menyebabkan rumah makan padang ayahnya mengeluarkan modal yang lebih besar,
Sinta menyarankan kepada ayahnya untuk beralih menggunakan kayu bakar agar
usaha ayahnya tetap berlangsung.
2.Kelemahan Strategi
Pembelajaran Konstekstual
a.
CTL membutuhkan waktu yang lama
bagi peserta didik untuk bisa memahami semua materi. Menurut Surdin (2018: 58)
mengatakan “the teacher must be able to manage the learning as well as
possible so that the learning objectives that have been set can tecapai with a
maximum” yang artinya guru harus mampu mengelolah pembelajaran
sebaik-baiknya sehingga tujuan pembelajaran bisa mencapai maksimum.
Implementasinya dalam
pembelajaran ekonomi SMA adalah sebelumnya Guru menejlaskan
materi perilaku konsumen dan produsen dengan menghubungkan dengan kehidupan
sehari hari selama 15 menit setelah itu guru membagi pesertadidik menjadi 4
kelompok kemudian guru memberikan suatu masalah perilaku konsumen di pasar
kepada setiap kelompok,guru memberi waktu 20 menit untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya.Setelah selesai
berdiskusi kemudian hasilnya dipresentasikan di depan kelas . dengan
pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lama dari guru menjelaskan terlebih
dahulu sampai proses kelompok dan presentasi yang sangat membutuhkan waktu yang
lama . Di bandingkan dengan metode ceramah yang guru langsung memberikan materi
sehingga dalam satu kali pertemuan guru dapat menjelaskan beberapa materi
sekaligus kepada pesertadidik sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama.
b. Guru
lebih intensif dalam membimbing, karena dalam metode CTL guru tidak lagi
berperan sebagai pusat informasi.
Implementasi dalam pembelajaran ilmu
ekonomi di SMA adalah dalam metode CTL guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik tidak hanya
sekedar menjelaskan saja tetapi guru juga harus membimbing serta mengahrahkan..
Seperti halnya guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang kemudian
setiap kelompok berdiskusi tentang tema materi atau masalah yang telah
diberikan , sehingga dalam proses
pembelajran ini guru tidak hanya sekedar menyampaikan saja tetapi membimbing
dan mengarahakan agar peserta didik mampu menggali, berdiskusi, berpikir
kritis, dan memecahkan masalah nyata yang dihadapinya dengan cara bersama-sama.
Dalam metode CTL guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi, namun
sebagai fasilitator sehingga guru perlu mempersiapkan pembelajaran dengan baik
dan matang.
c. Upaya
menghubungkan antara materi di kelas dengan realitas di dalam kehidupan
sehari-hari peserta didik rentan kesalahan. Atas dasar ini, agar menemukan
hubungan yang tepat, sering kali peserta didik harus mengalami kegagalan
berulang kali.
Implementasi dalam pembelajaran ekonomi SMA adalah
Guru menjelaskan materi tentang pasar pesraingan sempurna,dalam menjelaskan
materi tersebut guru menghubungkanya dengan relaita di kehidupan sehari-hari
bermaksud agar peserta didik dapat mudah memahami materi apa yang dijelaskan.
Kemudian guru memberi tugas kepada peserta didik untuk mencari contoh nyata
dalam pasar persaingan sempurna tetapi seringkali peserta didik keliru dalam
mencari contoh nyata pasar persaingan sempurna karena butuh pemahaman yang
lebih untuk menghubungkan realita materi dengan kehiduapan sehari-hari.Jadi
peserta didik harus memahami lagi untuk menemukan apa itu sebenarnya pasar
persaingan sempurna.
BAB
III
SIMPULAN
Strategi pembelajaran
kontekstual atau CTL adalah suatu pendekatan yang menekankan pada proses
keterlibatan peserta didik untuk menemukan materi pelajaran dari pengalamannnya
secara langsung, dituntut untuk menangkap hubungan antara pengalaman belajar
disekolah dengan kehidupan nyata yang lebih kepada aktualisasi. Adapun
karakteristiknya ada 5 yaitu mengaktifkan pengetahuan yang sudah ada,
memperoleh dan menambah pengetahuan baru, memahami pengetahuan, mempraktikan
pengetahuan dan pengalaman, dan melakukan refleksi. Nilai-nilai karakter CTL
ada 6 yaitu kerja keras, rasa ingin tahu, kreatif, mandiri, tanggung jawab, dan
peduli lingkungan sosial. Adapun prinsip-prinsip ilmiah CTL ada 3 yaitu prinsip
kesaling bergantungan, prinsip diferensiasi, dan prinsip pengaturan diri. CTL
mempunya asas-asas yaitu kontruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar,
permodelan, refleksi, dan penilaian nyata. Pembelajaran kontekstual memiliki
pola dan tahapan dalam pembelajarannya yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
DAFTAR PUSTAKA
Arends,
R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: The Mc Graw Hill
Companies, Inc.
Depdiknas.
2002. Pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas.
Fadhillah, A., et al. 2017. “The
effect of application of contextual teaching and learning (CTL) model-based on
lesson study with mind mapping media to assess student learning outcomes
onchemistry on colloid systems”. Interntional Journal of Science and Applied Science
Conference Series. Vol 1 (No.2). Yogyakarta: Yogyakarta State University.
Hamruni.
2011. Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta: Insan Madani.
Johnson,
E.B. 2002. Contextual Teaching and
Learning: What it is and Why it’s here to stay. Thousand Oaks, CAL: Corwin
Press, Inc..
Majid,
A. 2016. Strategi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Munawaroh.,
Setyani, N.S. 2015. “ The Development of
Learning Model With The Approach Of CTL (Contextual Teaching And Learning)
Through The Method of APBL to The Subject Of Enterpreneurship”. IOSR
Journal of Research & Method in Education. Vol 5 (No. 3). STKIP PGRI
Jombang.
Morrison,
G.R., Ross, S.M., Kemp, J.E. 2001. Design
Effective Instuction. New York: John Wiley & Sons, Inc..
Nurhadi.
2002. Pendekatan Kontekstual.
Jakarta: Depdiknass
Sanjaya,
W. 2009. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Suprihatiningrum.
2013. Strategi Pembelajaran: Teori &
Aplikasi. Jogjakarta: Penerbit Ar-Ruzz Media.
Suprijono,
A. 2013. Cooperative Learning: Teori dan
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Surdin.
2018. “ The Effect of Contextual Teaching and Learning (CTL) Models on Learning
outcomes of Social Sciences of the Material of Form The Face of The Earth on
Class VII of Junior High School”. International Journal of Education and
Research. Vol 6 (No. 3). Kendari: Department of Geography Education Universitas
Halu Oleo.
Suyadi.
2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan
Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Trianto.
2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis Praktis dan
Implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Zahorik,
J. A. 1995. Constructivis Teaching.
Bloomington: Phi-Delta Kappa Educational Foundation.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar