Rabu, 16 Mei 2018

MEMILIH MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN: IMPLEMENTASINYA UNTUK BIDANG STUDI EKONOMI/PEMASARAN DI SMA/SMK


MEMILIH MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN: IMPLEMENTASINYA UNTUK BIDANG STUDI EKONOMI/PEMASARAN DI SMA/SMK

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.pd

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Pembelajaran
Disusun Oleh :
Kelompok 6
1.      Imelda Nadya Sari           (K7617043)
2.      Maya Rohmantika Sari     (K7617051)
3.      Muhammad Rafi              (K7617053)
4.      Nur Faidah                       (K7617059)
5.      Oktava Melodian             (K7617060)
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018


KATA PENGANTAR


Dengan mengucap puji dan syukur atas berkat rahmat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memilih Model dan Metode Pembelajaran: Penerapannya untuk Bidang Studi Ekonomi/Pemasaran di SMA/SMK” dengan tepat waktu.
Sebagai tugas dalam memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Pembelajaran, penulis mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan serta dukungan dalam penyusunan makalah ini, yaitu:
1.  Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan berbagai kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini.
2.  Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmojo, M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi Pembelajaran sebagai pembimbing kelompok kami.
3.  Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan pada kami.
Penulis menyadari akan segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sehingga menjadikan perbaikan dan dorongan untuk menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan.

Surakarta, 27 Maret 2018

Penulis

 

 

ii
 
 


DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………..i
A.              Jenis-jenis Model Pembelajaran : Memilih Model Pembelajaran dan
implementasinya untuk Bidang Studi Ekonomi/Pemasaran di SMA/SMK
2.   Model pembelajaran Experiential learning ..................................... 11
B.              Jenis-jenis Metode Pembelajaran : Memilih Metode Pembelajaran dan
implementasinya untuk Bidang Studi Ekonomi/Pemasaran di SMA/SMK
2.           Metode Pembelajaran Diskusi....................................................... 17
3.           Metode Pembelajaran Kerja Kelompok ....................................... 19
4.           Metode Resitasi…………………………………………………..22
BAB III PENUTUP………………………………………………………………25
A.    Kesimpulan…………………………………………………………25
B.     Saran………………………………………………………………..25
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….26




iii
 
 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang


Anitah (2009: 45) menyatakan bahwa seorang guru harus dapat memilih metode yang sesuai untuk satu mata pelajaran tertentu. Banyak jenis  model dan metode dalam pembelajarann yang bisa dikembangkan untuk saat ini. Tiap-tiap model dan metode yang memiliki karakteristik tertentu dengan kelebihan atau kekurangan masing-masing. Seorang guru harus mampu memilih model dan metode yang sesuai dengan pembelajaran ekonomi
Seorang pendidik profesionalisme guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan melainkan mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan berkesan bagi peserta didik menurut Sugiyanto (2009: 1). Untuk menciptakan agar pembelajaran bisa menarik, perlunya menetapkan model dan metode kemudian dipilih dan dikombinasikan/ dikembangkan sesuai keperluan penggunaannya dalam pembelajaran ekonomi serta menetapkan tujuan/kompetensi dan menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman dalam pembelajaran disekitar siswa.

B.     Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan experiential learning serta impelementasi dalam pembelajaran ekonomi/pemasaran di SMA/SMK?
2.        Apa yang dimaksud dengan metode ceramah, metode diskusi, metode kerja kelompok, serta penerapannya dalam pembelajaran ekonomi/pemasaran di SMA/SMK?

Text Box: 1
 



C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui model pembelajaran yang tepat untuk bidang studi ekonomi
2.     
2
 
Untuk mengetahui metode pembelajaran yang tepat untuk bidang studi ekonomi.

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.          Jenis-jenis Model Pembelajaran : Memilih Model Pembelajaran dan implementasinya untuk Bidang Studi Ekonomi/Pemasaran di SMA/SMK
         Joyce & Well dalam Rusman (2014: 133) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas. Guru dalam menetukan model pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan dalam pembelajaran.
Menurut Trianto (2010: 23) model pembelajaran memiliki ciri-ciri :
1.      Rasional teoritis logis yang disusun oleh pengembangannya.
2.      Landasan pemikiran tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3.      Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran yang diterapkan berhasil tercapai.
4.      Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
     Model Pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar pelajaran ekonomi di SMA diharapkan bisa menyesuaikan dengan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai serta tidak luput dari cirri-ciri model pembelajaran.
     Untuk menciptakan model pembelajaran yang seuai dengan bidang studi ekonomi/pemasaran di SMA/SMK  dapat diterapkan dengan model sebagai berikut :
3
 
  Menurut Anitah (2009: 45) menyatakan bahwa pendekatan adalah suatu cara pandang terhadap suatu model adalah suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
          Di dalam model pembelajaran kooperatif terdapat tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Menurut Sumantri (2015: 56) menyatakan bahwa Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan model pembelajaran kooperatif yang digunakan untuk mendukung dan memotivasi siswa mempelajari materi secara berkelompok. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif ini menekankan pada adanya aktivitas yang melibatkan interaksi antar individu dalam kelompok dengan saling membantu dan memotivasi dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal.
          Model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dikembangkan oleh Robert Slavin di dalam Universitas John Hopkin. Slavin (2005: 143) merupakan salah satu metode pembelajaran yang palings sederhana , dan merupakan metode pembelajaran kooperatif yang cocokdigunakan oleh guru yang baru memulai menggunakan metode pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran ekonomi di SMA diperlukan penerapan model pembelajaran yang tepat guna menunjang tujuan pembelajaran. Model pembelajaran harus diketahui terlebih dahulu kompetensi yang dicapai.
Kompetensi inti : Memahamai dan menganalisis APBN terhadap perekonomian
Kompetensi dasar : 1. Mendeskripsikan tentang APBN
2.   Memahami fungsi, tujuan, sumber, mekanisme penyusunan APBN dan pengaruh APBN terhadap perekonomian
Lima Komponen Utama STAD
Menurut Isjoni (2007: 51-54) menyebutkan bahwa terdapat lima komponen utama dalam STAD yang meliputi :
4
 
 

1.        Tahap Penyajian Materi
Dalam tahap ini guru memulai dengan menyampaikan indikator yang harus dicapai hari itu dan mendorong rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki.
2.        Tahap Kerja Kelompok
Pada tahap ini, setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling berbagi tugas, saling membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.

 
3.        Tahap Tes Individu
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas. Pada  penelitian ini tes individual diadakan pada akhir pertemuan kedua dan ketiga, masing-masing selama 10 menit agar siswa dapat menunjukkan apa yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok.
4.        Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu
Perhitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai denagn kemampuannya
5.        Tahap Pemberian Penghargaan Kelompok
Tahap ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar aktif selama menyelesaikan tugas-tugas kelompok sehingga didapatkan kelompok yang kompak. Pemberian penghargaan ini diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan.

5
 
 

Implementasi Model Pembelajaran Kooperative Tipe STAD dalam Bidang Studi Ekonomi/Pemasaran di SMA/SMK adalah :


1.      Tahap Penyajian

Materi Waktu : 2 x 45 menit

Gagasan Utama : APBN

Materi yang Dibutuhkan :
a.       Pengertian APBN,
b.      Fungsi dan Tujuan APBN,
c.       Sumber-Sumber Penerimaan Negara,
d.      Mekanisme Penyusunan APBN,
e.      

 

 
Pengaruh APBN Terhadap Perekonomian.

PEMBUKAAN

Guru menyampaikan kepada siswa apa yang akan mereka pelajari dan pentingnya materi tersebut. Guru menumbuhkan rasa ingin tahu siswa dengan cara penjelasan materi secara terperinci, contoh masalah dalam kehidupan nyata dan cara pemecahannya. Guru membuat para siswa bekerja dalam kelompok untuk menemukan materi-materi tentang APBN.

PENGEMBANGAN

6
 
Guru memfokuskan materi APBN yang akan dipelajari para siswa. Fokuskan pada pemaknaan materi bukan penghafalan materi dengan menggunakan alat bantu visual cara pembelajaran yang menarik dan contoh nyata dalam kehidupan. Guru memberikan pertanyaan seputar APBN dan memberikan alasan terhadap sebuah jawaban mengapa bisa salah atau benar. Materi APBN di presentasikan oleh guru secara berurutan.

PEDOMAN PELAKSANAAN

Guru membuat siwa mengerjakan soal dengan cara memanggil siswa secara acak sehingga setiap siswa mempersiapkan diri untuk memberikan jawaban. Guru memberikan permasalahan yangharus dipecahkan oleh siswa.

2.      Tahap Kerja
Kelompok Waktu : 2 x 45 menit
Gagasan Utama : Para siswa belajar dalam kelompok mereka tentang APBN.
Materi yang dibutuhkan : Dua lembar kegiatan untuk tiap kelompok dan dua lembar jawaban untuk tiap kelompok.
Selama masa belajar kelompok, tugas para anggota kelompok adalah menguasai materi APBN yang disampaikan guru didalam kelas dan membantu teman sekelasnya untuk memahami materi tersebut.
            Pada hari pertama kerja kelompok dalam STAD, guru menjelaskan kepada siswa apa artinya bekerja dalam kelompok. Khususnya sebelum memulai kerja kelompok, bahaslah aturan-aturan kelompok. Misalnya :
a.                  Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu kelompoknya telah mempelajari materi APBN.
b.                 Tidak ada yang boleh berhenti belajar sebelum semua teman satu kelompoknya menguasai materi APBN.
c.                  Mintalah bantuan dari teman satu kelompok sebelum bertanya kepada guru.
d.                 Teman satu kelompok boleh bicara satu sama lain dengan suara pelan.

3.      Tahap Tes Individu
Waktu : 1 x 45 menit
Gagasan Utama : Tes Individual Tentang APBN
Materi yang Dibutuhkan : Satu tes tiap anak
a.        Guru membagikan tes tentang APBN dan memberikan waktu selama 45 menit kepada para siswa untuk mengerjakannya.
b.       
7
 
Guru tidak memperbolehkan siswa untuk bekerja sama dalam mengerjakan tes tersebut.
c.       
8
 

 
Para siswa mengumpulkan lembar jawaban kepada guru yang memberikan tes individual tersebut.


4.      Tahap Penghitungan Skor
Gagasan Utama : Menghitung skor kemajuan individual dan skor tim dalam materi APBN.

Tanggal:
1 April 2018

Hasil Kerja Kelompok dan Hasi Tes
Individu


Nama Siswa
Skor Awal
Skor Tes
Poin Kemajuan
Abu
90
100
20
Ani
87
99
30
Ami
85
83
10
Arendo
80
70
10
Asyifa
76
80
20
Baba
75
90
30
Bintang
70
85
30
Candra
69
80
30
Japri
65
75
20
Kiky
60
90
30
Luqman
55
75
30
Zazain
50
55
10





9
 

 
 


Poin Kemajuan adalah poin yang dikumpulkan para siswa berdasarkan selisih antar skor tes dengan skor awal.
Skor Kuis
Poin
Kemajuan
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal
5
10-1 poin dibawah skor awal
10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
20
Lebih dari 10 poin diatas skor awal
30
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)
30

5.      Tahap Pemberian Penghargaan Kelompok
Tiga macam     tingkatan penghargaan diberikan disini. Ketiganya berdasarkan rata-rata skor kelompok, sebagai berikut :
Kriteria
Penghargaan
15
KELOMPOK BAIK
16
KELOMPOK SANGAT BAIK
17
KELOMPOK TIM SUPER
Kriteria ini merupakan satu rangkaian sehingga untuk menjadi kelompok sangat baik sebagian besar anggota kelompok harus memiliki skor diatas skor
Guru harus memberikan semacam penghargaan untuk pencapaian sampai pada kelompok sangat baik atau kelompok super. Penghargaan dapat berupa guru membuat papan buletin yang memamerkan daftar kelompok super dan kelompok sangat baik minggu itu.
10
 

 

2.       Model Pembelajaran Experiental Learning
Menurut Anitah (2009: 58) Experiential learning adalah suatu model  yang dipusatkan pada siswa dimulai dengan landasan pemikiran bahwa orang-orang belajar dari pengalaman.Pengalaman belajar yang benar-benar efektif harus menggunakan seluruh roda belajar, dari pengaturan tujuan, observasi, eksperimen, memeriksa ulang, dan merencanaan tindakan. Apabila proses ini telah dilalui memungkinkan siswa untuk belajar keterampilan baru, sikap baru bahkan cara berpikir baru.
Dalam pembelajaran ekonomi di SMA diperlukan penerapan model pembelajaran yang tepat guna menunjang tujuan pembelajaran. Model pembelajaran harus diketahui terlebih dahulu kompetensi yang dicapai.
Kompetensi inti : Memahamai dan menganalisis hokum permintaan ekonomi
Kompetensi dasar : 1.  Mendeskripsikan tentang permintaan ekonomi
2. Memahami teori, faktor-faktor,keseimbanagn, dan kurva permintan ekonomi

a.      Siklus belajar Kolb
1)             Concrete Experience (CE)
Tahap concrete experience, belajar secara individu, tim, atau organisasi hanya mengerjakan tugas. Tugas yang dimaksudkan adalah aktivitas yang mendorong mereka melakukan kegiatan atau mengalami sendiri suatu fenomena yang akan dipelajari.
Implementasi dalam Pembelajaran Ekonomi SMA/SMK:
Membahas pelajaran ekonomi bab permintaan dan penawaran dengan proses jual beli yang dilakukan oleh siswa (siswa disini belajar diluar kelas atau mempraktekkan langsung) dan siswa mulai mengaitkan bagaimana hukum permintaan dan penawaran denganpraktek jual beli.
2)             Reflective Observation (RO)
11
 
Tahap reflective observation, siswa mengulas kembali apa yang telah dilakukan atau dipelajari. Keterampilan mendengarkan, memberikan tanggapan, menemukan perbedaaan, dan menerapakan ide atau gagasan dapat membantu dalam memperoleh hasil refleksi.
Implementasi dalam Pembelajaran  Ekonomi SMA/SMK:
Siswa telah mengamati dengan seksama aktivitas jual beli yang dilakukan dengan menggunakan panca indra atau pikiran, kemudian merefleksikan hasil yang didapatkan dengan memberikan tanggapan bagaimana proses jual beli bisa berkaitan dengan permintaan dan penawaran.
Kaitannya dalam proses jual beli pasti terdapat penjual, pembeli (siswa) dan barang atau jasa. Hukum permintaan menjelaskan jika harga barang meningkat maka kuantitas barang yang diminta akan menurun begitu juga sebaliknya jika harga barang atau jasa menurun maka kuantitas barang yang diminta meningkat. Hukum penawaran menjelaskan jika harga suatu barang meningkat maka kuantitas barang yang ditawarkan akan meningkat begitupun jika harga barang menurun kuantitas barang yang diminta juga menurun. Siswa disini menanggapi bahwa jumlah permintaan dan penawaran selalu berubah-ubah mengikuti perubahan harga.
3)             Abstract Conceptualization (AC)
Tahap abstract conceptualization merupakan tahapan berpikir, dimana belajar mampu memberikan penjelasan matematis terhadap suatu fenomena dengan mencermati alasan hubungan timbal balik terhadap pengalaman yang diperoleh setelah melakukan observasi dan refleksi terhadap pengalaman jual beli pada fase reflective observation.
Implementasi dalam Pembelajaran Ekonomi SMA/SMK:
Siswa mencoba mengonseptualisasi suatu teori permintaan dan penawaran terhadap pengalaman yang diobservasi (jual beli) dan mengintegrasikan pengalaman baru yang diperoleh dengan pengalaman sebelumnya. Hukum permintaan dan penawaran tersebut mulai menggunakan pendekatan matematis dari praktek jual beli yang dilakukan untuk menghitung fungsi dengan rumus kurva.
12
 
 

4)             Active Experimentation (AE)
Tahap active experimentation, siswa mencoba merencanakan bagaimana menguji kemampuan suatu teori untuk menjelaskan pengalaman baru yang diperoleh selanjutnya. Proses belajar akan terjadi pada tahap active experimentation. Pengalaman yang diperoleh siswa sebelumnya dapat diterapkan pada pengalaman baru atau situasi problematik yang baru.
Implementasi dalam Pembelajaran Ekonomi SMA/SMK:
Kaitannya dengan materi permintaan dan penawaran adalah setelah semua proses diatas terlaksana maka siswa dapat benar-benar mengimplementasikan konsep permintaan dan penawaran  dengan proses jual beli menggunakan pendekatan analisis maupun pendekatan matematis agar siswa dapat memahami materi tersebut secara mendalam dan dapat mengambil keputusan dengan bijak. Dari langkah-langkah di atas yang telah di lakukan, siswa dapat menyelesaikan pendekatan secara matematis, dari pendekatan matematis siswa dapat mengambil  keputusan berupa kesimpulan pergeseran kurva permintaan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Media yang digunakan untuk model experiential learning
a.    Slide (film bingkai)
Slide merupakan suatu gambar transparan dalam bentuk kecil yang bersifat individual, dalam arti dipertunjukkan satu persatu.
Implementasi dalam Pembelajaran Ekonomi SMA/SMK: Guru menyampaikan materi permintaan dan penawaran melalaui slide berupa power point.
b.   Bentuk kerucut pengalamannya yaitu direct purposeful experiences
Direct purposeful experiences (pengalaman langsung) menurut Anitah (2009:175) Pada dasar kerucut, merupakan kenyataan yang dialami sendiri secara langsung tersebut yaitu melihat, mendengar, memegang, merasakan, menyentuh, membau.Di samping, pengalaman ini tidak hanya langsung (direct), tetapi juga mempunyai tujuan tertentu (purposeful).
Implementasi dalam Pembelajaran Ekonomi SMA/SMK:
13
 
Model eksperimential menggunakan media audio visual kerucut pengalaman, dalam bentuk direct purposeful experiences (pengalaman langsung) karena siswa tersebut berpartisipasi langsung dalam mempraktekkan jual beli, dari jual beli yang telah dipraktekkan siswa tersebut dapat mengambil kesimpulan dan keputusan yang bijak untuk menganalisis masalah dari pengalamnnya tersebut.

c.       Grafik yang berbentuk grafik garis
Grafik garis digambarakan dengan garis-garis atau titik-titik.
Implementasi dalam Pembelajaran Ekonomi SMA/SMK:
Hasil observasi tersebut diselesaikan dengan pendekatan matematis sehingga menghasilkan grafik berbentuk garis yang berupa kurva permintaan dan penawaran.

d.      Diskusi
Diskusi adalah pertukaran ide secara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok maupun individu dengan kelompok.
Implementasi dalam Pembelajaran Ekonomi SMA/SMK:
Setiap kelompok menganalisis proses jual beli yang telah dipraktekkan dan mendiskusikan dengan kelompok lain sehingga menghasilkan kesimpulan.

 
 


B.   Jenis-jenis Metode Pembelajaran : Memilih Metode Pembelajaran dan Implementasinya untuk Bidang Studi Ekonomi/Pemasaran di SMA/SMK
Secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan. Selain itu, metode juga merupakan berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajaran (Aqib, 20013: 102).
Adapun metode yang sesuai dengan mata pelajaranSMA/SMK menurut kelompok kami sebagai berikut :
14
 
 

1.      Metode Ceramah
                  Sriyono (1992: 99) mengatakan bahwa metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru secara lisan yang dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada murid-muridnya. Metode ini menempatkan guru sebagai pusat perhatian.      
Menurut Anitah (2009: 86) bahwa dalam lingkungan pendidikan modern, penggunaan metode ceramah kurang tepat karena bertentangan dengan cara manusia belajar dan lebih membuat siswa cenderung  pasif. Cara belajar modern adalah dengan siswa belajar sendiri dengan pengalamannya sehingga membuat siwa lebih paham dan tidak mudah lupa dengan apa yang dipelajari. Sebaliknya, menurut Anitah (2009: 86) dijelaskan bahwa pihak yang pro terhadap penggunaan metode ceramah dalam pelaksanaan pembelajaran beranggapan bahwa ceramah telah banyak dipakai sejak dulu, dan setiap pertemuan dikelas, guru tidak mungkin meninggalkan metode ceramah walupun sekedar sebagai kata pengantar pembelajaran atau uraian singkat ditengah pembelajaran.
Sriyono (1992: 99) mengemukakan situasi  yang tepat untuk menggunakan metode ceramah. Sebagai berikut :
a.       Guru hendak menyampaikan pendapat atau pengentahuan  baru yang tidak ada dala buku bacaan, maka guru harus menerangkan sendiri
b.      Guru hendaknya menyimpulkan hal-hal yang penting yang telah diajarkan sehingga tanpa jelas hubungan antara pokok materi yang satu dengan lainnya.
c.       Guru hendaknnya merangsang siswa untuk mengerjakan tugas
d.      Jika jumlah siswa sangat banyak sehingga tidak mungkin menggunakan metode ceramah.
Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode ceramah  dalam proses pemelajaran menurut Sriyono (1992: 100) sebagai berikut :
a.       Kelebihan
1)      Efisiensi waktu dan tenaga.
2)     
15
 
Mudah dilaksanakan.
3)      Guru dapat menyampaikan pengalaman dan pengetahuannya secara maksimal tanpa melupakan tujuan utamanya yaitu mengajar.
4)      Dapat mencakup jumlah murid yang besar dan maeteri yang luas.
5)      Guru dapat menguasai kelas dengan baik apabila penyajian materinya menarik
6)      Bila guru memiliki kepribadian yang baik, maka metode ini mendorong siwa untuk maju, bekemang, dan meingkat
7)      Melatih murid untuk terampil mencatat, menyeleksi dan mengkritik sesuatu dengan bijak
b.      Kelemahan
1)      Membuat pelajar semakin pasif
2)      Tidak mampu mempelancar dalam memecahkan masalah
3)      Guru tidak bisa memeriksa kemampuan belajar siswa
4)      Cenderung proses satu arah,

Implementasi penggunaan metode ceramah untuk pembelajaran bidang studi ekonomi/pemasaran di SMA/SMK:

 
Kegiatan pem   belajaran ekonomi di SMA/SMK dalam waktu yang tergolong singkat yaitu 90 menit lamanya, guru ekonomi harus menyampaikan materi tentang sistem ekonomi, serta mampu menganalis perbedaan dari masing-masing sistem ekonomi yang ada, dalam situasi tersebut paling tepat yaitu dengan menggunakan metode ceramah, agar ceramah menjadi efektif maka guru sebaiknya sudah menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik kemudian membagikan materi yang telah dibuat oleh guru untuk disampaikan kepada peserta didik sebelum dimulainya kegitan belajar mengajar, dalam hal ini guru menggunakan metode ceramah.
16
 
Tujuannya agar pada saat guru menyampaikan ceramah terkait materi sistem ekonomi siswa dapat mendengarkannya sambil mengaris bawah atau menulis catatan-catatan kecil setiap point-point terpenting dari apa yang sudah didengar atau dari materi yang telah dibagikan oleh guru tesebut. Untuk menarik dan menangkap perhatian peserta didik, guru dapat memberikan contoh negara-negara yang menggunakan sistem perekonomian yang berlaku dimaing-masing negara tesebut dan memberikan penjelasan secara detail/gambaran rill terkait penerapan sistem perekonomian di setiap jenis sistem perekonomian.
            Misalnya guru memberikan contoh sistem perekonomian negara Tiongkok dengan sistem perkonomian terpusat yang segala kegiatan ekonomiya diatur dan diawasi oleh pemerintah yang bertidak sebagai perencana pusat, dan bertanggung jawab penuh pada keputisan kegiatan ekonomi,seangkan di Indonesia yang menganut sistem perekonomian pancasila, artinya segala kegiatan persekonomian dilakukan oleh, dari dan untuk rakyat. Melalui penjelasan yang detail/gambaran rill dari  sistem perekonomian di Cina dan Indonesia, maka siswa seakan-akan dapat mebayangkan situasi dari masing-masing negara dan mampu menganalisis perbedaan dan kesamaan dari masing-masing negara.

 
            Selain dengan memberikan contoh, metode ceramah akan lebih efektif apabila digabungkan dengan metode tanya jawab. Situasi ini sering terjadi di tengah-tengah guru menyampaikan ceramahnya. Akibatnya akan ada interaksi hubungan timbal balik antara guru dengan peserta didik sehingga metode ceramah tidak akan membuat peserta didik mengantuk/ kegiatan pembelajaran menjadi membosankan. Misalnya : Setelah menyampaikan contoh sistem perekonomian di masing-masing negara, guru memberikan pertanyaan terkait perbedaan sistem perekonmian, sehingga tercipta interaksi dan guru dapat mengukur seberapa jauh diterima atau tidak dipahami siswa dengan menggunakan metode ceramahya.

2.      Metode Diskusi
17
 
      Metode diskusi merupakan suatu cara penyampaian materi dan bahan pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan pendapat, membuat kseimpulan atau menyusun alternatif pemecahan masalah (Anitah, 2009: 97). Di kehidupan modern ini, permasalahan yang dihadapi oleh manusia sangatlah beragam, sehingga diperlukan berbagai cara untuk mengatasinya. Melalui metode diskusi, diharapkan peserta didik mampu memecahkan masalah untuk meningkatkan kemampuan berfikir serta belajar demokratis dalam pengambilan keputusan.
      Peranan guru sebagai pemimpin diskusi menurut Winarto Surakmad dalam Anitah (2009: 100) yaitu :
1)      Sebagai pengatur lalu lintas yang memiliki hak
2)      Pemimpin sebagai dinding penangkis
3)      Pemimpin sebagai penunjuk jalan

Kelebihan dan kekurangan metode diskusi
      Kelebihan metode diskusis menurut Anitah ( 2009: 102) :
1)      Peserta didik diajarkan untuk bermusyawarah.
2)      Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menguji tingkat pegetahuannya masing-masing.
3)      Peserta didik belajar untuk menghargai pendapat orang lain.
4)      Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
Kekuangan metode diskusi menurut Aqib ( 2013: 108) :
1)      Membutuhkan waktu yang lama dan jumlah peserta didik sedikit.
2)      Tidak cocok untuk tahap awal pembelajaran.
3)      Apatis bagi peserta didik yang tak biasa berbicra dalam forum.

Implementasi penggunaan metode diskusi untuk pembelajaran bidang studi ekonomi/pemasaran di SMA/SMK:
18
 
                  Pada mata pelajaran ekonomi kelas XI di SMA materi  pasar modal, guru ekonomi menjelaskan terlebih dahulu kepada peserta didik mengenai mekanisme diskusi yang akan dilakukan (pemimpin sebagai penujuk jalan). Guru ekonomi kemudian memberikan pertanyaa kepada peserta didik, pertanyaan tersebut yaitu “ Sebutkan dan jelaskan dampak positif maupun negatif  adanya pasar modal/bursa efek dan bagaimana cara mengatasi krisis ekonomi 2018 dan harga saham?”. Lalu guru memulai diskusi pada sesi pertama dengan memberikan kesempatan bagi 3 peserta didik untuk menanggapi dan kemudian akan ditanggapi oleh peserta didik lainnya, kemudian membuka sesi kedua dengan memberikan kesempatan  4  pedapat dari peserta didik dan  memberikan kesempatan peserta didik lainnya untuk menanggapi.  Begitu seterusnya sampai guru telah memenemukan jawaban yang paling tepat. Pada akhir diskusi guru memberikan kesimpulan dari jalannya diskusi tersebut.

3.    Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil (Anitah, 2009: 103). Setiap anggota dituntut untuk aktif saling mengisi peran di dalam kelompoknya sehingga setiap kelompok mampu mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan oleh guru.
Penggunaan metode kerja keompok menurut Anitah (2009: 103-105), yaitu :
a.    Pengelompokkan untuk mengatasi kekurangan alat-alat pelajaran, misalnya dalam pembelajaran ekonomi kelas XI tentang materi perbankan, sekolah kurang memiliki kelegkapan bahan peraga seperti Letter of credit (L/C), uang kertas asing (bank note), dan kartu kredit (Credit card). Maka untuk memberikan kesempatan yang adil kepada semua peserta didik, saat pembelajaran dibuat beberapa kelompok yang kemudian dianalisis bersama.
b.    Pengelompokan atas dasar kemampuan belajar.

 
      Dalam pembelajaran bidang studi ekonomi kelas X di SMA N 1 Rembang, seorang guru akan dihadapkan kepada peserta didik yang heterogen, yaitu yang memiliki kemampuan atau latar belakang bervariasi antara satu dengan lainnya. Untuk itu, guru harus pandai dalam menempatkan peserta didik kedalam kelompok yang mempunyai kemampuan setara, kemudian diberi tugas sesuai dengan kemampuannya. Misalnya dalam materi pembelajaran pendapatan nasional dan inflasi, guru membagi kelompok sesuai dengan kemampuannya dan sekali-kali guru mengecek kelompok yang membutuhkan pertolongan terkait keterbatasan kemampuan dari peserta didik.
c.    Pengelompokan atas dasar minat belajar
19
 
 Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih pokok pembahasan materi sesuai dengan minat dan selanjutya menyamakan minat peserta didik yang sama kemudian dijadikan satu kelompok untuk mempelajari pokok bahasa tersebut.
d.   Pengelompokan untuk memperbesar partisipasi peserta didik
            Dalam proses pembelajaran guru tidak mempunyai waktu yang berlebihan untuk menyampaikan bahan/materi pembelajaran, namun menginginkan setia peserta didik aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, untuk itu kelas tersebut dipecah menjadi beberapa kelompok untuk membahas satu sub kompetensi dalam waktu singkat, kemudian menyampaikan pendapat kelompok di depan kelas. Melalui metode ini peserta didik dapat berperan aktif walaupun dengan waktu terbatas.
Implementasinya dalam bidang studi ekonomi kelas XII adalah ketika guru tidak memiliki waktu yang banyak sedangkan materi pembelajaran yang memiliki sub kompetensi yang banyak, maka metode kerja kelompok dapat diterapkan. Guru membagi kelompok sesuai jumlah sub kompetensi dan memberikan materi sesuai sub kompetensi yang didapat agar dapat didiskusikan secara berkelompok dengan waktu yang terbatas,  kemudian guru meberikan kesempatan setiap kelompok untuk maju ke depan kelas menyampaikan dan mejelaskan materi dengan setiap angota ikut berbicara. Akibatnya akan tercipta proses kegiatan elajar yang aktif.

e.    Pengelompokan untuk pembagian pekerjaan.
Implementasi dalam pembelajaran bidang studi ekonomi misalnya pada materi pembelajaran ekonomi kelas XI materi bab bentuk dan struktur pasar, setiap kelompok mendapat satu aspek permasalahan  yang harus dipecahkan, misalnya kelompok 1 memecahkan aspek struktur pasar persaingan sempurna, kelompok 2 memecahkan masalah materi aspek dan struktur pasar monopoli, begitu seterusnya.
f.     Pengelompokan untuk belajar bekerjasama secara efisien menuju satu tujuan.
20
 
Implementasi dalam pembelajaran bidang studi ekonomi misalnya pada materi pembelajaran ekonomi kelas X materi permintaan dan penawaran. Guru terlebih dahulu menjelaskan tujuan dan tugas yang harus dikerjakan peserta didik, kemudian membagi peserta didik berdasarkan jenis dan tugas serta mengawasi jalannya kerja kelompok. Tugas keompok ini tidak memerlukan waktu yang panjang sehingga akn lebih efisein akibatnya tercipta meuju ke satu tujuan.
Kelemahan metode kerja kelompok menurut Anitah (2009: 105-106) yaitu :
1.      Kelemahan metode kerja kelompok:
a.       Adanya sifat-sifat pribadi yang menonjolkan diri, sehingga yang lemah akan merasa rendah diri dan tergantung dengan orang lain.
b.      Apabila dalam kelompok kemampuan peserta didik tidak seimbang, maka akan menganggu kelancaran tugas dan hanya didominasi oleh satu orang saja.

Implementasi penggunaan metode diskusi untuk pembelajaran bidang studi ekonomi/pemasaran di SMA/SMK:
Pada mata pelajaran ekonomi kelas X, di dalam kelas IPS SMA 1 Rembang terdapat 28 peserta didik, guru ekonomi membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang setiap kelompoknya terdapat 7 anggota. Guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran permasalahan atau pertanyaan sebagai tugas kepada masing-masing kelompok. Tugas tersebut merupakan materi uang dan bank. Pembagian tugas dri setiap kelompok yaitu :
1.      Kelompok 1: Menjelaskan pengertian dan fungsi dari bank.
2.      Kelompok 2: Menjelaskan jenis-jenis bank
3.      Kelompok 3: Menjelaskan tugas dan wewenang bank
4.      Kelompok 4:Menjelaskan produk yang dihasilkan bank serta manfaat bagi konsumen/pemakai.
Setiap kelompok diberikan seuah buku panduan yaitu buku ekonomi 1 untuk kelas X SMA/MA dan dapat menambah penjelasan dari sumber lain. Setiap peserta didik menjawab dan memecahkan materi yang telah diberikan. Setiap peserta didik harus ikut berpasrtisipasi dalam kelompoknya masing-masing. Guru memberikan waktu selama 45 menit, kemudian masing-masing kelompom harus mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas. Setelah selesai guru menutup dengan memebrikan kesimpulan dan tanggapan mengenai masing-masing materi yang sudah disampaikan kepadapeserta didik kepada teman-temannya. Melalui metode kerja kelompok seperti ini peserta didik dapat lebih paham dan hemat dalam peggunaan waktu.
21
 
 

4.   Metode Resitasi
            Metode pemberian tugas dan resitasi atau metode resitasi adalah metode mengajar dengan cara guru memberikan tugas, kemudian peserta didik harus mempertanggungjawabkan hasil tugas tersebut (Anitah, 2009: 176).
            Resitasi berbeda dengan PR atau pekerjaan rumah  yang harus dikerjakan di rumah. Resitasi boleh atau tidak harus dikerjakan di rumah, tetapi bisa di perpustakaan, laboratorium, atau tempat-tempat lain yang berhubungan dengan tugas/pelajaran yang diberikan. Metode tersebut bertujuan untuk merangsang anak tekun, rajin, dan giat belajar.
Metode resitasi terdapat 3 fase :
a.       Fase pertama, pendidik memberi tugas. Tugas yang diberikan hendaknya mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, jenis tugas, tugas sesuai dengan kemampuan murid, sediakan waktu yang cukup dan ada sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
b.      Fase kedua, anak didik melaksanakan tugas. Anak didik diberikan bimbingan dan pengawasan oleh guru dan diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja.
c.       Fase ketiga, anak didik mempertanggungjawabkan kepada pendidik apa yang telah ia pelajari. Fase ketiga meliputi laporan siswa, ada Tanya jawab atau diskusi kelas, dan penilaian hasil tugas siswa.

  Resitasi dapat meliputi :
a.       Menyusun karya tulis,
b.      Menyusun laporan mengenai bahan bacaan yang berupa buku, menyusun berita atau kejadian yang diamati atau diamati,
c.      

 
Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang termaksud dalam buku, dan tugas lain yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
Syarat-syarat tugas yang baik :
a.       Tugas tegas dan jelas
b.     
22
 
Suatu tugas dikatakan baik jika disertai penjelasan mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi
c.       Tugas harus relevan dengan apa yang dipelajari
d.      Tugas hendaknya didiskusikan oleh guru dan siswa
e.       Tugas hendaknya disesuaikan dengan kesanggupan dan mungkin sesuai dengan minat siswa
f.       Tugas hendaknya disesuaikan dengan waktu yang ada pada siswa
Kelebihan dan kelemahan metode resitasi :
a.       Kelebihan
1)      Memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa
2)      Penghayatan pekerjaan lebih intensif
3)      Memupuk rasa tanggungjawab
4)      Melatih kemandirian siswa
5)      Mengembangkan keberanian berinisiatif
b.      Kelemahan
1)      Sulit mengetahui dan mengawasi siswa, apakah mereka benar-benar mengerjakan sendiri atau tidak
2)      Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman
3)      Tugas-tugas yang terlampau berat akan menyebabkan siswa kurang tenang
4)      Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan individu masing-masing.
Langkah-langkah pelaksanaan metode resitasi :
a.      Pernyataan tugas harus jelas dan menarik
b.      Organisasi siswa sesuai dengan bobot tugas
c.       Tenggang waktu pengumpulan tugas disesuaikan dengan bobot tugas
d.      Setiap tugas dikoreksi dan dinilai
e.      Memberi kesempatan berdiskusi dengan guru

Implementasi penggunaan metode resitasi (pemberian tugas) untuk pembelajaran Ekonomi di SMA :
23
 
            Misalnya dalam pelajaran ekonomi materi kebutuhan dan kelangkaan, guru memberikan tugas kepada siswa dengan cara memberikan soal faktor-faktor penyebab kelangkaan dan dibahas pada pertemuan yang akan datang. Saat pertemuan selanjutnya, guru meminta salah satu siswa untuk menjelaskan jawabannya di depan kelas kemudian dianalisis bersama-sama antara guru dan seluruh siswa, apakah jawaban siswa tersebut sudah benar atau belum. Jika belum benar, guru akan membetulkan dan menjelaskan kembali kepada peserta didik.



 
24
 


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
 Banyak sekali variasi model dan metode pembelajaran sekarang ini, untuk menentukan diperlukan dasar pertimbangan dalam memilih suatu model dan metode pengajaran sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Model dan metode yang akan diterapkan tidak boleh melenceng dari tujuan yang sudah ditetapkan.
Seorang pendidik profesionalisme guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan melainkan mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan berkesan bagi peserta didik menurut Sugiyanto (2009: 1). Untuk menciptakan agar pembelajaran bisa menarik, perlunya menetapkan model dan metode kemudian dipilih dan dikombinasikan/ dikembangkan sesuai keperluan penggunaannya dalam pembelajaran ekonomi serta menetapkan tujuan/kompetensi dan menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman dalam pembelajaran disekitar siswa.

B.     Saran
Dengan adanya berbagai teori yang telah diuraikan, diharapkan lebih meningkatkan model dan metode pembelajaran yang lebih baik dari waktu ke waktu. Hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi di SMA/SMK sehingga menghasilkan peserta didik yang bekualitas.



25
 
 

DAFTAR PUSTAKA


Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma .
Aqib, Z. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Slavin, R.E.(2005). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. London: Allymand Bacon.
Sriyono. (1992). Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sumantri, M., & Permana, J. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyanto. (2009).Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
26
 
 

MASA DEPAN EKONOMI ISLAM

MASA DEPAN EKONOMI ISLAM Masalah ekonomi zaman sekarang dan ketidakmampuan ekonomi neoklasik untuk menganalisisnya dan menyaranka...